Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyelisik Kerusakan Sungai Citarum terhadap Pembangkit Listrik

Kompas.com - 27/04/2018, 14:13 WIB
Dendi Ramdhani,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kerusakan Sungai Citarum tak hanya mengancam kebutuhan air bagi sekitar 15 juta jiwa dari Gunung Wayang hingga ujung Karawang. Ancaman lebih serius tengah dihadapi operator pembangkit listrik.

Unit Pembangkitan Saguling yang dikelola PT Indonesia Power kian merasakan dampak kerusakan Citarum.

Usia waduk pun terus terpangkas seiring meningkatnya laju sedimentasi, sampah, pencemaran kualitas air, dan pencaplokan lahan.

Pada tahun 2015, PT Indonesia Power memprediksi, usia operasional Waduk Saguling terus berkurang dari 50 tahun menjadi hanya 35 tahun.

Waduk Saguling merupakan obyek vital nasional yang memproduksi 796 megawatt listrik untuk Pulau Jawa dan Bali.

Pembangkit Listrik Tenaga air (PLTA) Saguling menggunakan suplai air Sungai Citarum sebagai energi primer penggerak turbin air.

Baca juga: Atasi Pencemaran Sungai Citarum, Pengolahan Limbah Pabrik Disarankan Gunakan Bakteri

General Manager PT Indonesia Power Buyung Ariyanto mengatakan, dampak paling terasa akibat kerusakan Citarum adalah berkurangnya usia kerja sistem penggerak turbin akibat kondisi air yang sudah tercampur polutan yang bersifat korosif. 

"Jadi sampah ke Saguling tidak terlalu banyak, tapi polutannya ada H2S. Efeknya dapat mengurangi umur mesin karena dia mengandung asam. H2S polutan organik dan anorganik salah satunya berasal dari keramba jaring apung yang anorganik dari limbah industri," ungkap Buyung saat ditemui di area Waduk Saguling, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (27/4/2018).

Pada September 2015, PT Indonesia Power mencatat, percepatan sedimentasi mencapai 4,3 juta meter persegi per tahun.

Sementara saat ini, sampah yang terangkut mencapai 3 ton per hari.

Warga saat mengangkut sampah di Waduk Saguling, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (27/4/2018).KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI Warga saat mengangkut sampah di Waduk Saguling, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (27/4/2018).

Berbagai upaya terus dilakukan untuk melawan ancaman Citarum. Pada Jumat pagi, PT Indonesia Power bersama jajaran TNI dan masyarakat kerja bakti membersihkan sampah rumah tangga, gulma, dan keramba ikan di sektor 9 Waduk Saguling.

Kegiatan itu merupakan bentuk dukungan terhadap program Citarum Harum.

Buyung mengatakan, pihaknya juga telah memasang jaring untuk mengangkut sampah agar tak melintas ke area pembangkitan.

"Kalau pembersihan sampah, kami setiap hari sudah mengangkut sampah agar tidak masuk ke waduk karena memang tidak mungkin pembangit itu berjalan dengan adanya sampah. Makanya, sampah itu sudah dibersihkan dari Kecamatan Cihampelas, kami sudah stop di sana," ujarnya.

"Sampah per hari kami bisa angkat sekitar 3 ton. Tapi kadang bertambah hingga tiga kali lipat saat penghujan. Kalau sedimentasi 40 persennya berasal dari jaring apung," ucapnya.

Baca juga: Pangdam Siliwangi: Lestarikan Sungai Citarum seperti Beranda Rumah Kita

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com