Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pancasila Dinilai Bisa Jadi Perangkat Menangkal Hoaks

Kompas.com - 08/04/2018, 09:10 WIB
Fitri Rachmawati,
Bayu Galih

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menyebutkan bahwa Pancasila bisa menangkal serangan hoaks yang sudah begitu deras menyerang masyarakat dari segala penjuru.

"Kita sebagai orang berpancasila mengambil manfaat dari keterbukaan informasi untuk tidak menyebarkan hoaks," kata Mahfud MD dalam talk show di Universitas Mataram, Sabtu (7/4/2018) malam.

"Kalau kita menyebarkan berita atau informasi hoaks hukumannya bisa enam tahun penjara dan denda Rp 1 miliar," ujar Mahfud.

Mahfud juga menyebutkan, nilai-nilai Pancasila seolah makin tenggelam, karena generasi muda menghadapi tantangan kehilangan akar identitas kebangsaan. Tantangan ini menyebabkan mereka jauh dari nilai-nilai budaya yang luhur.

(Baca juga: Dua Strategi dalam Memerangi Ujaran Kebencian dan Hoaks di Tahun Politik)

Menurut Mahfud MD, Pancasila merupakan pijakan paling utama dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, terlebih generasi muda yang lebih dekat dengan tren komunikasi global.

"Terjaganya persatuan bangsa Indonesia hanya bisa terwujud selama Pancasila masih menjadi landasan. Pancasila menjadi kesadaran filsafat hukum dan sumber kesadaran berbangsa dan bernegara. Pancasila itu ideologi yang mempersatukan," kata profesor hukum tata negara di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta tersebut.

Jika generasi muda saat ini tidak lagi menjadikan Pancasila sebagai pegangan, Mahfud khawatir akan muncul potensi perpecahan. Berbagai paham radikalisme bisa mudah masuk dan mempengaruhi generasi milenial saat ini.

"Radikalisme harus kita tangkal dengan Pancasila sebagai ideologi pemersatu, ikatan kita sebagai bangsa Indonesia," kata Mahfud.

(Baca juga: Wiranto: Penyebar Ujaran Kebencian dan Hoaks Tak Punya Rasa Memiliki Indonesia)

Selain Mahfud, diskusi ini juga dihadiri pemerhati sosial dan pegiat di Wahid Institute, Inayah Wulandari Wahid, serta aktor film Reza Rahadian.

Menurut Inayah, Pancasila adalah perangkat nilai yang menjadi panduan Indonesia untuk meraih kondisi negara yang dicita-citakan. Tanpa Pancasila, bangsa akan kehilangan identitas dan jati diri, terlebih kaum mudanya.

"Saat ini begitu mudahnya kita terjebak untuk menggunakan handphone. Kita mengirim apa pun juga tanpa ada batasan. Jika kita sadar dan selaku berpijak pada ajaran Pancasila, kita tidak akan terjebak menjadi penyebar hoaks," kata Inayah.

(Baca juga: Banyak Hoaks, NU-Muhamadiyah Imbau Umat Perkuat Persatuan NKRI)

Putri bungsu Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid itu menuturkan, ada salah satu negara di Afrika yang hancur karena masyarakatnya terpecah akibat pengaruh hoaks. Negara itu adalah Rwanda.

"Ada dua suku yang besar di sana, saling memaki atau melempar hoaks, negaranya hancur. Mahasiswa bisa membuat perubahan dengan tidak menyebarkan berita hoaks," ucap Inayah.

Sementara itu aktor film Reza Rahadian menyoroti pentingnya nilai-nilai Pancasila sebagai pemersatu keberagaman suku, agama, dan kebudayaan yang dimiliki Indonesia.

Reza mencontohkan, dengan melakukan hal sederhana saja, misalnya peduli dengan sesama.

"Dan melihat di sekitar kita, apa yang belum adil, dengan cara kebersamaan. Kita harus peduli pada ketimpangan, itu adalah penerapan nilai Pancasila," kata Reza.

Kompas TV Deklarasi ditujukan untuk menangkal ujaran kebencian di media sosial selama pelaksanaan pilkada tahun ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com