Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Hoaks di Medsos, Santri Jateng Buat Konten Islami yang Menyejukkan

Kompas.com - 14/02/2018, 17:22 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

REMBANG, KOMPAS.com - Maraknya konten hoaks di media online maupun media sosial mengundang keprihatinan banyak pihak, termasuk dari kalangan santri.

Berangkat dari keprihatinan itu, Pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang, menggelar Workshop Penguasaan dan Pembuatan Konten Media yang diikuti sekitar 150 santri dari berbagai pondok pesantren di Jawa Tengah.

Pengasuh Ponpes Al Anwar KH Muhammad Idror Maimun mengatakan, santri harus mampu beradaptasi dengan perkembangan dunia teknologi.

“Kita harus mampu memanfaatkan perkembangan teknologi yang sangat maju untuk kemaslahatan kita bersama,” kata Gus Idror, panggilan akrab KH Muhammad Idror, Rabu (14/2/2018).

Putra ulama karismatik KH Maimun Zubair ini menjelaskan, salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan mengembangkan konten-konten Islami yang ramah dan menyejukkan dalam dunia digital.

Baca juga: Indonesia Itu Islami dalam Konteks Pancasila

Menurut Gus Idror, santri harus mampu berdakwah tidak hanya di dunia nyata, tetapi juga penting melaksanakan dakwah di dunia maya.

“Ini tantangan kita bersama. Kita harus mewarnai dan mulai bergerak di media sosial,” ucapnya.

Ia berharap kegiatan ini mampu menimbulkan gairah santri untuk terus aktif menulis konten-konten anti-hoaks di internet. 

Salah satu narasumber yang dihadirkan, Anis Maftuhin selaku Konsultan Media dan Pakar Komunikasi dari Salatiga, menyatakan bahwa santri jangan terus-menerus ketinggalan dengan kalangan non-santri yang lebih dulu aktif di dunia digital. 

“Hal positif dan unik dalam dunia pesantren harus kita sebarkan ke medsos. Biar mereka mengenal keunikan dunia pesantren,” kata Anis Maftuhin.

Baca juga: Kominfo Ikut Awasi Konten Kampanye Hitam di Media Sosial

Anis yang juga pengasuh Ponpes Wali Salatiga ini mengakui, konten-konten yang kini viral di dunia maya minim dari karya-karya santri. Akibatnya, masyarakat terkadang kesulitan mencari konten-konten Islami yang sesuai literatur pondok pesantren di nusantara, yakni kitab kuning.

“Coba kita membuat video tentang tayamum yang sesuai dengan taqrib, misalnya. Kita unggah ke media sosial,” jelasnya.

Hal ini, lanjut Anis, adalah untuk mengisi konten-konten positif di dunia daring. Lebih dari itu, santri menjadi eksis tidak hanya di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya.

Hafyz Marshal selaku CEO KataIndonesia.com juga mengatakan, menghadapi era saat ini, santri harus maju dan berkembang.

"Jadi santri itu tidak hanya jago mengaji dan membaca kitab kuning, tetapi santri harus jago membuat konten media sehingga dapat memberitakan kegiatan yang dilakukan di pesantren ke orang banyak," ungkap Hafyz Marshal.

Selain Anis Maftuhin dan Hafyz Marshal, workshop ini juga mendatangkan Imam Prihandyoko (Editor in Chief Menara62.com), Imam Malik Msn (vlogger dan jurnalis foto), serta Luqman Hakim Arifin, Konsultan Media dan Pakar Komunikasi Organisasi.

Beberapa materi yang dibedah dalam workshop ini antara lain Understanding Social Media, How to Creat Inspiring Video For Your Social Media Business, Social Media Ethic, dan How to Optimize Your Creatif For Mobile.

Kompas TV Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Saracen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com