Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/02/2018, 20:42 WIB
Kontributor Pangkalan Bun, Nugroho Budi Baskoro

Penulis

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Puluhan karyawan Klinik Kesuma Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, menggelar demonstrasi dari pagi hingga menjelang petang, Kamis (1/2/2018). Itu mereka lakukan karena sudah dua bulan gaji karyawan tak dibayarkan.

Demonstran juga sempat menahan pihak manajemen termasuk direkturnya agar tak keluar dari area klinik. Mobil direktur Klinik Kesuma pun diblokade dengan mobil ambulans dan kendaraan lain, sebagai simbol penahanan itu. Mereka juga menggedor-gedor ambulans dan menyalakan sirinenya sambil berteriak menyuarakan tuntutan.

Sejumlah poster unjuk rasa mereka bentangkan, dan ditempel di pintu utama klinik di Jalan Iskandar Pangkalan Bun itu. "Bayar gaji kami tanpa embel-embel!" seru para demonstran.

"Gaji kita tidak dibayarkan. Sudah dua bulan, Desember dan Januari," kata Beni Purnomo, salah seorang demonstran.

Pria yang sudah bekerja di klinik sejak 2004 itu mengatakan, pihaknya dipaksa mengundurkan diri oleh manajemen.

"Kita mau dibayar dua bulan gaji, dengan syarat kita harus mengundurkan diri. Padahal kita hanya menuntut hak kita sendiri. Berarti itu ada unsur pemaksaan di situ," ungkap kepala Urusan Rumah Tangga Klinik Kesuma itu.

"Kami bernegosiasi, minta keputusanlah yang terbaik menurut kami. Cuma enggak ada keputusan sampai sekarang. Kami harus bagaimana?" cetus Rahmawati, staf bagian gizi di klinik itu.

Baca juga : Gaji Tak Dibayar, Dua Pria Ini Lempar Molotov ke Rumah Bosnya

Muhammad Ramli, staf bagian administrasi, menuturkan, rata-rata karyawan di Kesuma digaji di bawah upah minimum regional (UMR). Ini makin menjadi beban setelah pembayaran gaji sering telat, hingga pada puncaknya tak dibayar dua bulan terakhir.

"Mulai akhir 2017 gaji tidak dibayar tepat. Kadang sampai akhir bulan baru dibayar," tutur dia.

Respons manajemen

Imam Kuncoro, manajer Keuangan Klinik Kesuma mengatakan, selama satu setengah tahun, pihaknya mengalami defisit.

"Pada akhirnya kami tidak bisa membayar gaji karyawan dua bulan. Ini sudah kita laporkan ke pemilik," kata dia.

Ia menuturkan, pemilik Klinik Kesuma meminta manajemen berdialog dengan karyawan dengan keputusan gaji dua bulan yang menunggak itu akan dibayar.

"Dengan catatan, bagi yang mengundurkan diri saja. Nah, kalau sudah mengundurkan diri, mereka akan bantu untuk bulan Februari, sambil mereka mencari kerjaan di tempat lain. Kita hanya menyampaikan apa yang disampaikan oleh pemilik Kesuma," kata dia.

Hal senada juga disampaikan Direktur Klinik Kesuma, Ansoruddin. "Data sudah kami sampaikan. Mereka (owner) juga pesimis dengan persaingan di bidang kesehatan sekarang. Apalagi ada pesaing-pesaing baru yang fasilitasnya lebih mempuni. Makanya mereka sudah tidak akan menurunkan dana segar lagi," jelas dia.

"Kami coba bertahan dengan mengolah apa yang ada di sini. Ternyata kami terseok-seok sampai bulan kemarin," lanjutnya.

Baca juga : Arab Saudi Penjara dan Cambuk Buruh yang Protes Gaji Tak Dibayar

Dokter Ansor mengungkapkan, pihaknya semakin kesulitan mengumpulkan pendapatan dengan adanya karyawan yang berdemonstrasi dan mogok kerja sejak sepuluh hari terakhir.

"Bukannya dapat duit, malah tambah merosot," tuturnya.

Sebelum petang, demonstrasi berakhir. Ini terjadi setelah Jamin Ginting, salah seorang mantan pengelola Klinik Kesuma datang dan mengontak pemilik. Jamin mengatakan, pemilik Kesuma akan membayar gaji karyawannya besok, Jumat (2/2/2018).

Kompas TV Untuk membangun rumah dan mengisi fasilitas yang ada dalam rumah semi permanen ini, kurang lebih menghabiskan dana Rp 10 Juta - Rp 15 Juta.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com