LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com - Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyatakan, sepanjang tahun 2017 sebanyak 12 gajah tewas di provinsi itu. Dari jumlah itu, 11 di antaranya gajah liar dan satu gajah jinak.
Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo, Kamis (28/12/2017), menyebutkan kasus gajah mati terbanyak ditemukan di Kabupaten Aceh Timur.
“Aceh Timur enam kasus. Bahkan terakhir pekan lalu masih ditemukan bangkai gajah,” katanya.
Dia menyebutkan, penemuan terakhir, kematian gajah itu dipastikan karena diracun oleh pihak yang tak bertanggung jawab.
“Dari hasil otopsi kita menyakini gajah betina yang tewas pekan lalu di Aceh Timur itu karena diracun. Ini terlihat dari kotoran, usus dan jantung yang menghitam,” terangnya.
Dia menyebutkan, untuk kasus gajah mati, ia sudah berkoordinasi dengan Polres Aceh Timur dan Polda Aceh agar ada tindakan hukum dan pengusutan terhadap pelaku yang meracun gajah tersebut.
“Koordinasi dengan penegak hukum kita lakukan, agar ada upaya penegakan hukum,” terangnya.
Baca juga : Konflik Gajah dan Manusia yang Tak Berkesudahan...
Selain itu, sambung Sapto, upaya mengatasi konflik gajah dan manusia terus dilakukan bersama pemerintah kabupaten/kota. Salah satunya, dengan membuat konservasi di kawasan itu.
“Konflik gajah dan manusia juga terus kita atasi, tentu ini butuh dukungan pemerintah kabupaten/kota,” pungkasnya.