BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Rentan waktu tiga bulan, kelompok gajah sudah 20 kali masuk perkampungan warga di Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung.
Konflik gajah dengan manusia terjadi di 7 pekon (desa) seperti Pardawaras, Srikaton, Karang Agung, Sidomulyo, sampai Tulung Asahan.
Pekon Karangagung, Bunyamin mengatakan, konflik gajah dan manusia kali ini membuat kewalahan warga setempat.
"Gajah masuk kampung itu sejak saya masih kecil dulu sering mengalami, tapi kali ini luar biasa intensitasnya, hampir dalam sebulan bisa 2 sampai 3 kali kedatangan kelompok gajah," kata Bunyamin, Selasa (26/12/2017).
Kedatangan kelompok gajah tersebut menyebabkan kerusakan 100 hektar perkebunan warga. Kebun tersebut berisikan tanaman cempedak, pepaya, pisang, nangka dan padi.
"Kami mengalami kerugian besar dan hampir kehilangan kesabaran kami," tuturnya.
Berbagai upaya untuk menghalau gajah masuk ke kawasan permukiman sudah dilakukan. Mulai dari menggunakan petasan, ketapel untuk menggiring gajah masuk, tetapi justru gajah melawan.
Sampai menggunakan cara yang dianggap ampuh adalah dengan memanfaatkan empat ekor gajah jinak dari Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Lampung Timur.
Baca juga : Gajah Betina Ditemukan Tewas Membusuk di Aceh Timur
Tapi sayangnya, justru gajah jinak tersebut tidak sanggup menghadapi medan yang ekstrem.
"Saat medan terjal, justru kami tim yang mendorong gajah dan seperti Arni, gajah jinak betina, menggigil karena kedinginan, kelelahan dan akhirnya sakit," kata Rusmani, tim Mitigasi Konflik Gajah di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dari WWF.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.