Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/12/2017, 22:23 WIB
Kontributor Lampung, Eni Muslihah

Penulis

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Rentan waktu tiga bulan, kelompok gajah sudah 20 kali masuk perkampungan warga di Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung.

Konflik gajah dengan manusia terjadi di 7 pekon (desa) seperti Pardawaras, Srikaton, Karang Agung, Sidomulyo, sampai Tulung Asahan.

Pekon Karangagung, Bunyamin mengatakan, konflik gajah dan manusia kali ini membuat kewalahan warga setempat.

"Gajah masuk kampung itu sejak saya masih kecil dulu sering mengalami, tapi kali ini luar biasa intensitasnya, hampir dalam sebulan bisa 2 sampai 3 kali kedatangan kelompok gajah," kata Bunyamin, Selasa (26/12/2017).

Kedatangan kelompok gajah tersebut menyebabkan kerusakan 100 hektar perkebunan warga. Kebun tersebut berisikan tanaman cempedak, pepaya, pisang, nangka dan padi.

"Kami mengalami kerugian besar dan hampir kehilangan kesabaran kami," tuturnya.

Berbagai upaya untuk menghalau gajah masuk ke kawasan permukiman sudah dilakukan. Mulai dari menggunakan petasan, ketapel untuk menggiring gajah masuk, tetapi justru gajah melawan.

Sampai menggunakan cara yang dianggap ampuh adalah dengan memanfaatkan empat ekor gajah jinak dari Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Lampung Timur.

Baca juga : Gajah Betina Ditemukan Tewas Membusuk di Aceh Timur

Tapi sayangnya, justru gajah jinak tersebut tidak sanggup menghadapi medan yang ekstrem.

"Saat medan terjal, justru kami tim yang mendorong gajah dan seperti Arni, gajah jinak betina, menggigil karena kedinginan, kelelahan dan akhirnya sakit," kata Rusmani, tim Mitigasi Konflik Gajah di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dari WWF.

Misi gajah jinak gagal dan akhirnya dikembalikan ke asalnya.

Warga meminta agar kelompok gajah liar yang dianggap merusak perkebunan dievakuasi ke tempat yang jauh dari permukiman.

Faktor penyebab

Management Effectiveness in protected area officer WWF, Beno Fariza Syahri menyebutkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan gajah turun ke perkebunan warga. Pertama problem kerusakan di hutan lindung yang kini digunakan untuk berkebun.

"Kemudian diduga adanya aktivitas ilegal dan frekuensi kendaraan yang melintas di jalan Sangibengkunat tinggi serta ditemui makanan yang disukai gajah di areal jelajahnya," kata dia.

Baca juga : Taman Nasional Riau Kedatangan Bayi Gajah Berbobot 156 Kg

Dalam pertemuan mitigasi konflik antara manusia yang tinggal di sekitar TNBBS dan satwa liar, khususnya sekitar Kecamatan Semaka, akhirnya menyepakati komitmen dan kerja sama.

Poin pentingnya, warga bersama tim baik dari Balai TNBBS, pemda setempat, polisi dan TNI dan mitra seperti TNWK-TFCA Sumatera-PUNDI Sumatera-WWF-WCS-YABI-PILI-Repong Indonesia serta masyarakat membentuk satgas patroli menjaga dipintu masuk kedatangan gajah liar.

Adapun biaya operasional patroli tersebut disekapati menggunakan dana desa yang selama ini banyak digunakan untuk infrastruktur.

Kompas TV Gajah merupakan mamalia yang terancam punah, generasi saat ini diharapkan bisa mendapat edukasi tentang konservasi hewan purba ini agar bisa tetap bertahan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Banjir Bandang di Humbang Hasundutan dan Kerusakan DTA Danau Toba

Banjir Bandang di Humbang Hasundutan dan Kerusakan DTA Danau Toba

Regional
Pemkab Bandung Raih Penghargaan Zona Integritas WBK, Kang DS: Semakin Memotivasi Kami

Pemkab Bandung Raih Penghargaan Zona Integritas WBK, Kang DS: Semakin Memotivasi Kami

Regional
Soal Revitalisasi Pasar Anyar, Pengamat: Bukti Keberpihakan Pemerintah pada Pedagang dan Masyarakat

Soal Revitalisasi Pasar Anyar, Pengamat: Bukti Keberpihakan Pemerintah pada Pedagang dan Masyarakat

Regional
Serahkan Realisasi SHU PT HMBP, Wagub Kalteng Harap Kesejahteraan Masyarakat Meningkat

Serahkan Realisasi SHU PT HMBP, Wagub Kalteng Harap Kesejahteraan Masyarakat Meningkat

Regional
Demi Hilirisasi Komoditas Kakao, Pemkab Jembrana Bangun Pabrik Cokelat

Demi Hilirisasi Komoditas Kakao, Pemkab Jembrana Bangun Pabrik Cokelat

Regional
Lombok Tengah Punya Prevalensi Stunting Tertinggi di NTB, Pemkab Setempat Sasar Calon Pengantin dan PUS

Lombok Tengah Punya Prevalensi Stunting Tertinggi di NTB, Pemkab Setempat Sasar Calon Pengantin dan PUS

Regional
IPM Jatim di Atas Nasional, Ini Strategi Gubernur Khofifah 

IPM Jatim di Atas Nasional, Ini Strategi Gubernur Khofifah 

Regional
Tuntas Tunaikan Kegiatan APBD 2023, Pemprov Riau Ucapkan Terima Kasih pada Kejati Riau

Tuntas Tunaikan Kegiatan APBD 2023, Pemprov Riau Ucapkan Terima Kasih pada Kejati Riau

Regional
Kabupaten Bandung Raih 3 Penghargaan Top Digital Awards 2023

Kabupaten Bandung Raih 3 Penghargaan Top Digital Awards 2023

Regional
Kabupaten Jembrana Boyong 2 Penghargaan dari BPS RI, Bupati Tamba: Hasil Kerja Keras Bersama

Kabupaten Jembrana Boyong 2 Penghargaan dari BPS RI, Bupati Tamba: Hasil Kerja Keras Bersama

Regional
Pemkab Tanah Bumbu Luncurkan MC Tanbu, Aplikasi Media Informasi dan Layanan Publik 

Pemkab Tanah Bumbu Luncurkan MC Tanbu, Aplikasi Media Informasi dan Layanan Publik 

Regional
Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Regional
Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Regional
Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Regional
Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com