Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/11/2017, 15:14 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis


BANYUWANGI, KOMPAS.com- Sekolah Luar Biasa ( SLB) PGRI di Desa Lemahbang Dewo, Kecamatan Rogojampi terancam digusur karena bangunannya akan dijadikan kantor desa.

Agar para murid tetap melanjutkan kegiatan belajarnya, SLB akan dipindah ke bangunan kantor desa yang lama dalam waktu dekat.

"Kantor desa lama, kan enggak digunakan, jadi sekolahnya pindah ke kantor desa lama dan bangunan sekolah digunakan untuk kantor desa baru. Nanti tinggal hitung-hitungan biaya bangunan. Kan sama-sama dibangun pemerintah, seperti kantong kanan dan kantong kiri," jelas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Sulihtiyono kepada Kompas.com Sabtu (25/11/2017).

Menurutnya tukar tempat sebagai solusi terbaik dengan tidak mengorbankan kegiatan sekolah para siswa.

Baca juga : Lahan Akan Dibangun Kantor Desa, Sebuah SLB Terancam Digusur

Ia mengatakan sudah ada jaminan bahwa selama menempati kantor desa lama, SLB PGRI Rogojampi tidak akan digusur atau disuruh pindah.

Namun, dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi juga mendorong kepada pihak yayasan untuk segera membangun sekolah untuk SLB PGRI sehingga bisa menempati sekolah milik sendiri.

"Ini kan milik swasta, punya yayasan jadi pemerintah kabupaten hanya memfasilitasi, apalagi SLB ini kewenangan provinsi seperti SMA. Dari pihak yayasan, yaitu PGRI sudah menjelaskan jika tanahnya sudah ada tinggal dibangunkan. Harus segera dibangunkan. Selama gedung dibangun, mereka bisa belajar di kantor desa lama. Dijamin aman. Nanti kalo bangunan selesai mereka bisa pindah," jelasnya.

SLB PGRI Banyuwangi terancam digusur karena lahan yang digunakan sejak tahun 2003 adalah milik kas Desa Lemahbangdewo. Dalam waktu dekat, pihak desa akan membangun kantor desa baru karena lahan kantor lama terlalu sempit.

Baca juga : Djarot: Saya Perintahkan Bangun SLB di Setiap Kecamatan

Suhadi, Kepala Sekolah SLB PRI mengaku bukannya tidak mau pindah, tetapi dia bingung akan memindahkan kegiatan belajar mengajar ke mana karena pihak desa sebelumnya tidak memberikan tempat alternatif untuk mereka serta tidak memberikan solusi.

Sementara itu Kepala Desa Lemahbangdewo, Agus Iswanto Prihadi mengatakan jika penggunaan tanah kas desa yang saat ini dipakai untuk kegiatan belajar mengajar siswa SLB PGRI bukan keinginannya pribadi, tetapi sesuai permintaan dari masyarakat.

Dia juga mengakui tidak bisa memberikan solusi akan dipindahkan ke mana sekolah tersebut. Dia hanya meminta agar pengelola segera mengosongkan sekolah karena akan segera dibangun kantor desa baru.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com