Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/10/2017, 11:23 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar

Penulis

KARANGASEM, KOMPAS.com - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani mengatakan, kawah Gunung Agung mengalami penggelembungan atau inflasi setinggi 6 cm. Hal ini menurut dia, menunjukan aktivitas magma dari bawah cukup besar.

"Satu bulan terakhir terjadi penggelembungan cukup signifikan, terjadi uplift 6 cm di kawah," kata Kasbani, Sabtu (21/10/2017).

Naiknya kawah Gunung Agung tersebut diketahui melalui pantauan satelit pada 15 Oktober 2017. Selain citra satelit, PVMBG juga menggunakan GPS dan tiltmeter untuk mengukur perubahan tubuh gunung Agung. Baik kemiringan maupun penggelembungan.

Kasbini menyebutkan, penggelembungan juga terjadi pada tubuh gunung Agung yang mencapai 6 cm. Menurut dia,  dari angka 6 cm ini memang seakan-akan terlihat kecil, tetapi perubahan meliputi wilayah yang luas seluruh tubuh gunung.

Baca juga : Terbangkan Drone, BNPB Sebut Rekahan Gunung Agung Semakin Luas

"Berdasarkan analisis tiltmeter yang mengukur kemiringan dan juga GPS mengindikasikan hal yang sama dan konsisten," ujar Kasbani.

Selain itu, Gunung Agung masih menunjukan kegempaan yang sangat tinggi, dibarengi perubahan zona panas di area kawah yang semakin meluas.

Menurut dia, dari hari ke hari jumlah rekahan di Gunung Agung juga terus bertambah. "Hasil analisis terakhir mengindikasikan bahwa aktivitas Gunung Agung masih tinggi sehingga statusnya sampai hari ini adalah tetap di level awas," kata Kasbani.

Kompas TV Aktivitas kegempaan yang terpantau pos pantau Gunung Agung, pada kamis pagi ini kembali naik drastis.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com