Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda Lumpuh Ini Akhirnya Dapat Perawatan Medis yang Layak

Kompas.com - 19/10/2017, 05:48 WIB
Ari Widodo

Penulis

DEMAK, KOMPAS.com - Penantian Silihwarni (37) untuk mendapatkan perawatan medis, akhirnya bisa terlaksana juga.

Bermula dari kunjungan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, ke gubuk pinjaman yang ditinggalinya bersama Bibinya Minarti (49) di Desa Buko RT 2 RW 4 Kecamatan Wedung Kabupaten Demak, Rabu (18/10/2017) sore.

Silihwarni yang lumpuh selama belasan tahun itu langsung menangis,  ketika Ganjar Pranowo, mendekati tubuhnya yang terbujur tanpa daya tersebut.

Pemuda yang tinggal tulang terbalut kulit ini pun langsung mencium tangan orang nomor satu di Jateng yang diidolakannya.  "Alhamdulillah,  saya senang sekali Pak Gubernur datang ke sini," ucap Silihwarni sembari sesenggukan.

Baca juga: Belasan Tahun Pemuda Lumpuh Ini Dirawat Bibinya yang Agak Tuli

"Wes, ora usah nangis Bro.  Ayo semangat! Nah ngguyu ngono kan yo bagus to,"  balas Ganjar memberi semangat.

Kabar Silihwarni, pemuda miskin dan lumpuh yang viral di media sosial, mengundang simpati banyak pihak untuk mengulurkan tangan guna mengurangi penderitaannya.

Puncaknya, kehadiran Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menjadi titik terang bagi harapan Silihwarni untuk mendapatkan pelayanan medis yang layak.

Setelah beberapa saat berbincang dengan Silihwarni dan bibinya, Ganjar lalu memerintahkan stafnya untuk menghubungi pihak Rumah Sakit Umum Pusat dr Kariadi, Semarang, agar menyiapkan tempat untuk Silihwarni.

Sesaat sebelum ambulans datang menjemput Silihwarni untuk berobat ke Semarang, Ganjar Pranowo yang memimpin evakuasi tersebut, sempat memberikan apresiasi terhadap semangat gotong royong dan kepedulian warga untuk meringankan derita keluarga Silihwarni.

" Lha iya, ini warga secara sukarela memberi modal jualan untuk menopang hidup, itu luar biasa lhoo.. jarang jarang ada,"ungkap Ganjar sambil acung jempol.

Baca juga: Kisah "Polisi Gila" Terima Penghargaan karena Obati Penderita Gangguan Jiwa

"Semangat gotong royong ini yang harus di jaga, kalau di sekitar kita ada yang sakit ya harus dibantu," tambahnya.

Silihwarni adalah potret kecil kemiskinan yang ada di sekitar kita,karena keterbatasan biaya,sudah 13 tahun ini, Silihwarni tergeletak tanpa daya di atas tikar dalam gubuk berukuran 2,5 x 5 meter.

Dalam ruangan reot berdinding anyaman bambu itulah pria tersebut melewati hari demi hari dalam rawatan bibinya yang bernama Miharti (49).

Kelumpuhan yang terjadi akibat kecelakaan lalu lintas belasan tahun silam menyebabkan Silihwarni tak mampu beraktivitas normal. "Hanya tangan dan kepala yang bisa gerak, itu pun terbatas. Untuk miring atau berubah posisi harus dibantu orang lain," katanya terbata-bata.

Silihwarni mengungkapkan, betapa dirinya merasa tak berdaya mengurus diri sendiri. Untuk buang air pun dia harus melakukannya di tempat tidur. "Bibi saya yang kurang pendengaran inilah yang telaten merawat," ucapnya lirih.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com