Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Punya Ongkos ke RS, Bocah Lumpuh Otak Dibiarkan Tergolek di Rumah

Kompas.com - 13/10/2017, 07:41 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, memastikan bahwa kondisi Muhammad Fadli (3), anak ke-3 dari pasangan Andi Jusmani dan Asriadi, warga Jalan Perintis, Rt 07, Desa Binalawan, Kecamatan Sebatik Barat, tidak termasuk kategori gizi buruk meski hanya memiliki bobot 8 kilogram.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan, Ramsida mengatakan, sejak lahir Fadli telah menderita celebral palsy atau lumpuh otak.

“Karena ada penyakitnya jadi di status gizinya juga berpengaruh. Kesimpulannya anak tersebut memiliki riwayat penyakit, bukan gizi buruk,” ujarnya, Kamis (12/10/2017).

Saat lahir, Muhammad Fadli memang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Nunukan dan sempat dirawat selama satu minggu. Namun karena orangtua Fadli dari warga yang tidak mampu dan tidak memiliki kartu jaminan kesehatan nasional membuat mereka memilih membawa pulang dan merawat Fadli di rumah mereka.

”Mereka pendatang dan pernah dirujuk ke RSU, tapi tidak punya BPJS,” imbuh Ramsida.

Karena ketidakmampuan ekonomi orangtuanya , Fadli hingga usia 3 tahun hanya dirawat di rumah dengan menggunakan jasa pengobatan alternatif. Secara rutin, pihak puskesmas juga memberikan biskuit dan pendamping gizi setiap kunjungan di posyandu.

Baca juga: Sakit Pencernaan, Sejak Lahir Fadli Hanya Tergolek di Ranjang

Sehari-hari Fadli hanya bisa tergolek di ranjang. Kedua tangan dan kakinya mengecil dan tidak mampu untuk beraktivitas. Bahkan, untuk sekadar mengangkat kepalanya saja Fadli tidak mampu karena tulang lehernya tidak kuat menyangga.

Tiga bulan terakhir Fadli menerima kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat yang diupayakan oleh aparat setempat. Namun karena tidak memiliki biaya transportasi membawa anak mereka berobat ke RSU, lagi-lagi Fadli hanya dirawat di rumah.

"Tidak ada biaya untuk membawa ke rumah sakit. Kalau ada yang membantu biaya transportasi kami juga mau membawa Fadli berobat,” ujar Andi Jusmani, ibu Fadli.

Kompas TV Ribuan anak pengungsi Rohingya di Banglades dalam kondisi memprihatinkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com