MEDAN, KOMPAS.com - Truk pengangkut anak sekolah pengungsi Gunung Sinabung yang tinggal di Desa Kutarakyat, terguling saat melintas di Desa Sigarang-garang, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Akibatnya, penumpang truk yang terdiri dari 35 anak sekolah mengalami luka-luka, satu di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Martin Sitepu membenarkan kejadian tragis tersebut. Dia menceritakan, kecelakaan terjadi sekitar pukul 13.00 WIB saat anak-anak pengungsi akan berangkat sekolah.
Sewaktu melintasi Desa Sigarang-garang, truk berpapasan dengan kendaraan lain. Pengemudi truk hilang keseimbangan sehingga angkutan massal ini terguling ke pinggiran jalan yang banyak terdapat jurang-jurang.
(Baca juga: Foto-foto Semburan Abu dan Awan Panas Gunung Sinabung)
"Anak-anak itu mau sekolah, masuk siang mereka. Dari 35 orang penumpang, satu orang meninggal dunia," kata Martin, Senin (18/9/2017).
Dia bilang, semua korban sudah dievakuasi ke RSU Kabanjahe untuk menjalani perawatan. Dua orang dirujuk ke RS Efarina karena mengalami luka serius.
"Kami masih melakukan pendataan terhadap para korban," ucap Martin.
Kejadian yang sama juga pernah terjadi pada awal Februari 2016. Ketika itu, truk pengangkut 15 anak pengungsi Gunung Sinabung yang tinggal di desa relokasi Siosar menjadi korban.
Truk terjun ke dalam jurang sedalam 50 meter di Jalan Kabanjahe-Siosar, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo. Akibat kecelakaan tersebut, Khairunisah Beru Ginting (12) tewas karena pendarahan.
(Baca juga: BNPB: 2.863 Warga Masih Mengungsi akibat Letusan Gunung Sinabung)
Biasanya, anak-anak itu dijemput mobil BNPB jika hendak berangkat ke sekolah. Tapi karena mobil jemputan tak kunjung datang, para siswa berinisiatif mencari tumpangan.
Mereka menumpang truk BK 9063 SE milik CV Karyawan Nusantara yang bermuatan batu koral. Diduga beban berlebihan, saat melintasi tanjakan di Jalan Kabanjahe-Siosar, truk terbalik dan masuk jurang.