BOGOR, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto meminta persoalan kaderisasi agar menjadi komitmen bersama dan segera dilakukan secepatnya.
Setya menilai, banyak partai baru yang mencontoh sistem kaderisasi Golkar, namun justru sekarang partai berlambang pohon beringin itu jauh ketinggalan.
"Kita ini ketinggalan merekrut kader baru yang potensial. Tidak ada partai kuat tanpa kader yang handal," kata Setya dalam sambutan Rapat Kerja DPP Partai Golkar di Bogor, Jawa Barat, Jumat (18/8/2017).
Baca juga: Golkar dan PDI-P Targetkan Menang di 14 Daerah di Jawa Barat
Setya menambahkan, salah satu misi kepengurusan Golkar periode 2016-2019 adalah melakukan rekonsiliasi di seluruh jajaran partai, mulai dari tingkat pusat sampai ke daerah.
Mengingat masa kerja kepengurusan DPP Golkar tinggal satu setengah tahun lagi, sambung Setya, dirinya menginstruksikan seluruh kader partai melakukan percepatan bahkan lompatan untuk mencapai akselerasi kerja.
Salah satu cara untuk mencapai percepatan akselerasi kerja itu, lanjutnya, dengan membuat program 100 hari kerja.
"Alhamdulillah, dalam program 100 hari itu saya sudah terjun ke 30 provinsi dan lebih dari 200 kabupaten dan kota. Itu semua untuk mempercepat rekonsiliasi dan konsolidasi organisasi," tuturnya.
Baca juga: "Golkar Kena Penyakit Kronis, tapi Pengurus Merasa Tidak Ada Apa-apa"
Ia mengajak seluruh kader agar tujuan memenangkan setiap kontestasi politik tidak melupakan kelembagaan partai. Dirinya menyebut, Partai Golkar ingin memenangkan pilkada, pileg, dan pilpres 2019, tetapi itu harus memperkuat jati diri dan idealisme perjuangan partai.
"Apa artinya kita menang dalam pileg dan pilpres kalau ideologi Pancasila terus tergerus. Di samping itu, pencapaian visi-misi terutama mengenai program akselerasi dan transformasi Partai Golkar menjadi partai modern," kata dia.