Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Besar-besarkan Polemik Patung Raksasa di Kelenteng Tuban

Kompas.com - 07/08/2017, 15:32 WIB
Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD Jatim, Agus Maimun, meminta polemik patung dewa Kongco Kwan Sing Tee Koen di Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, Jawa Timur, tidak usah dibesar-besarkan.

Menurut dia, warga Tuban sendiri yang berinteraksi dengan aktivitas kelenteng tidak merasa terganggu dengan adanya patung berukuran besar itu.

"Rumah saya 20 meter dari kelenteng, tapi saya dan warga di sekitar rumah saya tidak pernah membahas masalah patung tersebut," ucap legislator dari dapil Tuban-Bojonegoro ini, Selasa (7/8/2017).

Dia menyebutkan, kelenteng-kelenteng di berbagai daerah juga banyak yang mendirikan patung bahkan lebih tinggi seperti yang ada di Tuban, tetapi tidak menjadi polemik.

Baca juga: Massa Unjuk Rasa Desak Patung Megah di Kelenteng Tuban Dirobohkan

Bagi dia, urusan patung apapun itu merupakan ranah privat pengurus kelenteng yang harus dihormati. "Justru ini yang namanya keragaman yang tidak perlu diusik-usik," sebut dia.

Pada kesempatan itu, dia juga menyebutkan bahwa Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan tidak meresmikan patung tersebut.

"Pak Zulkifli Hasan yang saat itu sebagai hadir sebagai Ketua MPR hanya menghadiri undangan pihak kelenteng. Dan di situ juga banyak tokoh-tokoh agama dan pemerintahan yang lain," kata Agus.

Sebelumnya, puluhan orang berbagai elemen menggelar aksi protes di depan gedung DPRD Jatim. Mereka mendesak agar patung tersebut segera dirobohkan karena tidak terkait dengan sejarah bangsa Indonesia.

Patung setinggi lebih dari 30 meter yang berdiri menghadap ke laut tersebut diresmikan pada 17 Juli 2017 lalu. Patung tersebut dinobatkan sebagai patung dewa terbesar se-Asia Tenggara.

 

Kompas TV Masjid Gang Bengkok Berdiri pada 1874
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com