Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penantian Panjang Warga Desa Melikan Memperoleh Air Bersih

Kompas.com - 31/07/2017, 18:28 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ribuan warga di Desa Melikan, Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, mengalami kekeringan selama puluhan tahun.

Belasan tahun silam, warga sekitar menyambut gembira pemasangan pipa air bersih oleh pemerintah. Namun hingga saat ini, air belum pernah mengalir.

"Sejak sebelum saya menjadi kepala desa sudah dipasang pipa tetapi sampai sekarang belum pernah mengalir, sudah lama banget. Warga kami masih mengandalkan membeli tangki swasta," kata Kepala Desa Melikan, Kartino, Senin (31/7/2017).

Baca juga: Kekeringan Meluas, Separuh Telaga di Gunungkidul Mengering

Desa Melikan terdiri dari 13 dusun dengan 1.150 keluarga dan 3.400 jiwa. Dari 13 dusun tersebut, baru satu, yakni Tambak, yang mendapat pasokan air melalui pipa langsung ke rumah. Itu pun belum semua warga mendapatkan akses air itu.

"Dan memang digilir mengalirnya," jelasnya.

Kartino mengatakan, belum lama ini pihaknya dibantu dari sebuah universitas swasta di Yogyakarta melakukan penelitian untuk mencari sumber air. Dari 6 titik yang diteliti tak satupun mengandung sumber air yang bisa dimanfaatkan.

Akhirnya, warga mengandalkan membeli air dari tangki perusahaan swasta seharga Rp 120.000 per tangki yang bisa digunakan 2 sampai 3 minggu.

Salah seorang warga, Parti (65) mengatakan, dirinya sudah membeli air separuh tangki sebanyak 7 kali.

"Saya membeli patungan bersama tetangga, karena bak penampungan tak muat untuk satu tangki," jelasnya.

Harga Rp 70.000 sekali membeli cukup memberatkan bagi dirinya yang berprofesi sebagai petani. Selama musim penghujan, hasil panen disisihkan untuk membeli emas dan ternak. Jika sudah tak memiliki uang untuk membeli air, ia terpaksa menjual perhiasan dan ternak.

"Jika kemarau sudah panjang, dan harus membeli air, terus ya menjual apa yang dimiliki," katanya.

Parti mengaku beberapa kali mendapatkan bantuan dari instansi pemerintah dan swasta. Bantuan tersebut meringankan beban warga.

"Paling yang bisa meringankan, mendapat bantuan air gratis," imbuh dia.

Bantuan air bersih

Sementara itu, Kapolres Gunungkidul AKBP Muhammad Arif Sugiyarto mengatakan, Desa Melikan merupakan daerah yang kesulitan air bersih sejak kemarau. Bahkan telaga yang sudah mengering dibuat sumur kecil untuk memperoleh air bersih.

Untuk membantu warga yang kesulitan air bersih, Kapolres pun memasok 25 tangki menyasar 1.135 kepala keluarga atau sekitar 3.000 jiwa. Bantuan tersebut sekaligus untuk memperingati Hari Ke-65 Kesatuan Gerak Bhayangkari.

Sasaran penerima bantuan air akan dikembangkan ke daerah lain sesuai laporan masing-masing polsek yang wilayahnya mengalami kekeringan.

Baca juga: 8 Desa di Pegunungan Menoreh Rawan Kekeringan

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul, Sutaryono mengatakan, sampai saat ini data yang masuk ke BPBD menyebutkan terdapat 33 desa di 8 kecamatan dengan penduduk 47.000 jiwa yang mengalami kekeringan.

"Kami setiap hari mengirimkan bantuan sebanyak 28 tangki, saat ini sekitar 600-an tangki yang sudah disalurkan. Untuk masyarakat atau instansi yang ingin menyalurkan bantuan bisa meminta data ke kami, sehingga tidak bertumpuk satu titik," katanya.

Kompas TV Kembalikan Air Kami
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com