Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/07/2017, 23:05 WIB
Hendra Cipto

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com - Maraknya bom ikan yang biasa digunakan nelayan dikhawatirkan Kapolda Sulsel Irjen Polisi Muktiono. Ia khawatir benda-benda berbahaya itu dimanfaatkan jaringan teroris.

"Bahan peledak umumnya digunakan kalangan nelayan yang tidak berpikir jauh ke depan," ujar Muktiono saat menggelar kasus pengungkapan 3 ton bahan peledak bom ikan di Pangkajene dan Kepulauan, Senin (24/7/2017).

"Alat ini dipilih karena cenderung mudah penggunaannya, dengan hasil tangkapan yang jauh lebih besar dibandingkan cara legal. Ini dampaknya sangat luar biasa. Kalau dimanfaatkan untuk kegiatan terorisme lebih berbahaya lagi,” tambahnya.

Cara merakit bom ikan ini sederhana. Botol diisi bahan amonium nitrat dan dipicu detonator, sudah bisa diledakkan.

(Baca juga: Polisi Sita 3 Ton Bahan Peledak dari 15 Pelaku di Sulawesi Selatan)

 

"Untuk mencegah kekhawatiran tersebut, kita memperketat sistem pengamanan. Kita mengusut tuntas jaringan pengguna bahan peledak hingga ke pemasoknya. Polisi bersama pemerintah daerah juga aktif menyampaikan pesan kepada masyarakat tentang bahayanya alat peledak, serta ancaman hukumannya," ucap Muktiono.

Sebelumnya diberitakan, aparat gabungan Polda Sulawesi Selatan membongkar jaringan kelompok yang diduga pemasok bahan peledak ikan lintas daerah. Selama tiga pekan, sebanyak 15 orang pelaku dibekuk dengan barang bukti mencapai 3 ton.

Bahan peledak yang diamankan berupa amonium nitrat yang dikemas dalam 121 zak dan sejumlah karung. Dari tangan pelaku ditemukan 1.299 butir detonator sebagai alat picu ledak. Barang bukti lain berupa sejumlah peledak siap pakai yang dirakit dengan botol.

Kompas TV Bawa Bom Saat Melaut, Nelayan Ditangkap Polisi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com