Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teronggok Sakit, Kakek Sebatangkara Hidup dari Belas Kasihan Tetangga

Kompas.com - 19/07/2017, 22:15 WIB
Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR,KOMPAS.com - Alu (80 tahun), seorang kakek renta di Polewali Mandar Sulawesi Barat, hidup sebatangkara selama bertahun-tahun, setelah istrinya meninggal dunia.

Kehidupan Alu kian memperihatinkan sejak ia jatuh sakit dan hanya bisa terbaring di tempat tidurnya seorang diri. Jangankan berjalan atau duduk untuk mengurus kebutuhan dasarnya seperti makan dan minum termasuk buang kotoran, bangun saja dari tempat tidurnya tak bisa dilakukan sendiri.

Hanya tetangga Alu yang bersimpati mengurus makanan termasuk menyuapi sang kakek yang hanya bisa terbaring tak berdaya di pembaringannya.

Sulaeman, merupakan salah satu tetangga  kerap datang membawa makanan dan minuman apa saja yang bisa untuk menyambung hidup sang kakek.

“Saya dan sanak tetangga lainnya yang bersimpati biasa datang membawa makanan atau minuman agar Alu bisa menyambung hidup. Kalau tidak ada warga datang ya tidur saja di tempatnya,” ucap Sulaeman, Rabu (19/7/2017).

Kakek Alu tinggal di gubuk tua berukuran tak lebih dari 4x6 meter di Desa Rapang Barat Kecamatan Mapilli, Polewali Mandar. Kondisinya gubuknya sudah lapuk dimakan usia dan banyak yang bocor.

Baca juga: Kisah Riko, Bocah 8 Tahun yang Mengurus Adik dan Ibunya yang Sakit

Tak ada televisi dan radio di rumahnya. Hanya ada sejumlah piring dan pakain lusuh yang dibiarkan berserakan atau bergelantungan di dinding rumahnya.

Saat ini Alu praktis hanya mengandalkan belas kasihan tetangganya yang bergantian datang menjenguknya.

Mereka memberikan makanan dan minuman ala kadarnya untuk membantu sang kakek agar kuat dan bisa bertahan melawan rasa sakit yang dideritanya.

Namun para tetangga itu mengaku bingung dan tidak bisa membawa Alu ke rumah sakit atau puskesmas. Pasalnya sang kakek tak punya dokumen kependudukan seperti KTP dan kartu keluarga apalagi jamkesmas untuk bisa berobat.

Untuk itu Sulaeman berharap berharap pemerintah setempat turun tangan terhadap warganya.

Menurut dia, sejak kakek Alu jatuh sakit belum satu pun aparat pemerintah setempat yang datang.

“Belum pernah ada aparat pemerintah dan petugas kesehatan yang datang menjenguk dan memeriksanya,” ujarnya.

Baca juga: Kisah Kakek yang Hidup di Atas Becak hingga Meninggal dan Jenazahnya Ditolak Keluarga

Kompas TV Sutarmi berhasil mengantarkan putrinya, Vera Juniati, menempuh setiap jenjang pendidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com