Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/07/2017, 08:54 WIB
Firmansyah

Penulis

Kompas TV Indonesia memiliki banyak kekayaan dan keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna. Berbicara mengenai fauna, terdapat jenis-jenis hewan yang dilindungi di indonesia, seperti harimau Sumatera, anoa, bahkan orangutan. Akan tetapi oleh ulah manusia, kini hewan-hewan yang dilindungipun, terancam punah.

BENGKULU, KOMPAS.com - Petugas Balai Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan Polres Mukomuko, Provinsi Bengkulu meringkus pelaku perdagangan kulit dan tulang harimau, Rabu (12/7/2017) sekitar pukul 23.00 WIB.

Koordinator Polhut Balai Besar TNKS Nurmahmudi mengatakan, kejadian berlangsung 11 juli 2017. Saat itu, anggotanya mendapat informasi dari masyarakat, ada orang yang akan melakukan transaksi perdagangan kulit Harimau Sumatera di Wilayah Kabupaten Mukomuko.

"Menurut masyarakat kulit Harimau Sumatera tersebut, berasal dan berada di wilayah Mukomuko dan belum diketahui siapa pemiliknya. Tim kemudian berkoordinasi dengan Polres Mukomuko, kemudian ditindaklanjuti bersama dengan membentuk tim," kata Nurmahmudi.

Tim selanjutnya melakukan penyidikan lebih lanjut. Kemudian diketahui bahwa orang yang diduga melakukan transaksi tersebut bernama Sunardi asal Tapan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

(Baca juga: Kemiri, Harimau Sumatera di Adelaide Disuntik Mati)

 

Selanjutnya petugas melihat Sunardi mengendarai motor melintas dari arah Mukomuko menuju ke Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko. Petugas pun membuntutinya dan melihat Sunardi menuju mobil Suzuki APV. Di sanalah dilakukan penyergapan.

"Dalam penyergapan tim berhasil mengamankan 2 orang, Sunardi dan Rahmad dengan barang bukti 2 lembar kulit harimau (basah), dan tulang Harimau sumatera," ujar Nurmahmudi.

Petugas TNKS dan Polres Mukomuko hingga saat ini masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap kedua pelaku untuk dilakukan pengembangan.

LSM Lingkar Institute mengapresiasi langkah cepat dan tepat petugas TNKS dan kepolisian dalam meringkus pelaku penjualan kulit dan anggota tubuh harimau Sumatera.

(Baca juga: Mereka yang Bergandengan Tangan Selamatkan Harimau Sumatera)

"Kinerja petugas wajib diapresiasi karena dalam waktu dua tahun terakhir tingkat perburuan dan penjualan kulit dan tulang harimau tinggi di Bengkulu," ujar anggota Lingkar Institute Fahmi.

Ia mengungkapkan, dalam dua tahun terakhir polisi dan TNKS berhasil menangkap belasan orang penjual kulit harimau. Sedangkan jumlah harimau yang menjadi korban sebanyak empat ekor.

"Harimau Sumatera sudah berada di ambang kepunahan. Semua pihak wajib ikut serta menjaganya termasuk pelestarian dan penegakkan hukum," tutupnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com