BANDUNG, KOMPAS.com - Pembangkit Listrik Tenaga Air Cisokan Hulu (Upper Cisokan Pumped Storage HEPP) diwajibkan menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja lokal. Hal itu sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Menurut aturan dua per tiga dari jumlah total. Kalau kebutuhan tenaga kerja 3.000 orang, maka 2.000 orang harus pekerja lokal," ujar General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah I (UIP JBT I) Anang Yahmadi, dalam rilisnya, belum lama ini.
Anang menjelaskan, lokasi pembangunan PLTA Cisokan ada di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Kabupaten Cimahi. Meski berada di dua lokasi ini, tenaga kerja lokal yang dimaksud, tidak terbatas pada dua wilayah tersebut.
Tenaga lokal tersebut, sambung Anang, bisa mengisi posisi apapun. Namun untuk pengerjaan yang membutuhkan keahlian khusus dan tidak ada di Indonesia, mau tidak mau harus mengambil tenaga kerja asing.
"PLTA Cisokan juga membutuhkan tenaga kerja ahli dari luar negeri untuk skill yang susah dan tidak ada di sini," tuturnya.
(Baca juga: 72 Tahun Merdeka, Mengapa Pembangunan PLTA di Indonesia Masih Minim?)
Anang mengungkapkan, pengerjaan PLTA Cisokan dibagi dalam beberapa paket. Mulai dari pembangunan dam, terowongan, pembanngunan generator, turbin, hingga pembangunan transmisi.
"Nah, untuk turbin dan generator itu seperti butuh pekerja asing sedangkan untuk pembangunan transmisi pasti akan lebih banyak tenaga lokalnya," imbuhnya.
Selain itu, saat ini pihaknya tengah membangun pembangkit listrik berkapasitas 6.777 Megawatt untuk memenuhi listrik di Pulau Jawa dan Bali.
"PLN UIP JBT I bertugas melaksanakan pembangunan pembangkit listrik di Regional Jawa Bagian Tengah. Terdapat delapan pembangkit di Regional ini dengan total kapasitas listrik sebesar 6,777 MW," ucapnya.
(Baca juga: PLTA Kotopanjang Tidak Beroperasi, Listrik di Riau Byar Pet)
Lima pembangkit di antaranya berada di bawah kendali konstruksi UIP JBT I meliputi PLTA Upper Cisokan Pumped Storage 4x260 MW, PLTA Jatigede 2x55 MW, PLTU Indramayu 2x1000 MW, PLTGU Muara Tawar Add on Blok 2,3,4 650 MW.
Kemudian PLTA Matenggeng 900 MW. Sedangkan 3 pembangkit lainnya berada di bawah kendali IPP (swasta), di antaranya PLTU IPP Batang 2x1000 MW, PLTA IPP Rajamandala 1x47 MW, dan PLTP IPP Karaha 1x30 MW.