Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertimpa Batu saat Menambang, Bapak Dua Anak Tewas

Kompas.com - 08/06/2017, 17:49 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho

Penulis

GROBOGAN, KOMPAS.com - Seorang warga tewas seketika setelah tertimpa reruntuhan batu padas di lokasi penambangan batu ilegal (Galian C) di Dukuh Condrogeni, Desa Temurejo, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Korban adalah warga setempat yakni Sutikno (40).

Bapak dua anak itu tewas lantaran mengalami luka serius usai kepala dan tubuhnya dihujani puing-puing batuan berukuran besar.

Berdasarkan informasi, sebelum kejadian Sutikno sedang sibuk beraktivitas menambang batu secara manual atau menggunakan peralatan seadanya di kawasan perbukitan batu seluas hampir 6 hektar tersebut.

Sutikno yang begitu fokus memecah dinding bebatuan dengan mengayunkan linggis dan martil itu tak menyadari kegiatannya itu bakalan berujung maut. Gundukan batu yang berada 10 meter di atas Sutikno rontok hingga berjatuhan mengenainya.

"Kejadian nahas itu terjadi hari kemarin. Sekitar pukul tiga sore. Saat itu Pak Sutikno hampir saja memenuhi bak truk dengan batu. Sayangnya bebatuan berukuran besar menimpanya. Ada istri dan anaknya yang menunggui Sutikno waktu itu. Mereka kemudian berteriak dan melaporkan musibah itu, " kata seorang saksi, Purnomo (49) kepada Kompas.com, Kamis (8/6/2017).

Mengetahui informasi itu, warga beserta kepolisian selanjutnya berdatangan ke lokasi kejadian untuk mengevakuasi jenasah Sutikno menuju rumah duka.

"Tadi malam langsung dimakamkan. Ini murni musibah. Kami himbau warga agar tidak menambang secara manual karena berbahaya. Lokasi kejadian sudah kami tutup dengan police line," kata Kapolsek Karangrayung, AKP Sukardi.

Kepala Desa Temurejo, Sumardi, menambahkan, di lokasi kejadian merupakan kawasan perbukitan dengan struktur bebatuan keras. Sejak puluhan tahun lalu, oleh warga setempat dimanfaatkan dengan cara ditambang secara manual. Meski berisiko tinggi tertimpa reruntuhan batu, warga mengesampingkan hal itu demi urusan perut.

"Kawasan kami di perbukitan batu sudah sejak puluhan tahun lalu ditambang secara manual. Untuk lokasi kejadian, pemilik tanahnya adalah Pak Jamin. Pak Jamin mempersilahkan warga menambang dengan perjanjian risiko ditanggung masing-masing. Ada banyak titik lokasi penambangan batu di Temurejo dan pemilik tanahnya mempersilahkan," ucapnya.

Menurut dia,  puluhan warga desanya berprofesi sebagai penambang batu di kawasan perbukitan yang masuk di wilayah Desa Temurejo. Pihak desa pun tidak mempermasalahkan aktivitas mereka lantaran jual beli batu tidak dalam skala besar.

"Aktivitas tidak mengganggu dan ini adalah urusan ekonomi warga. Kami tidak berbuat apa-apa. Selama ini sudah ada enam orang meninggal dunia tertimpa batuan di galian c," kata Sumardi.

Baca juga: Keracunan, 2 Penambang Emas Tradisional di Bengkulu Meninggal Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com