Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKB, "Holopis Kuntul Baris", dan Pilkada Jawa Timur 2018

Kompas.com - 26/05/2017, 05:44 WIB
Achmad Faizal

Penulis


SURABAYA, KOMPAS.com
—Slogan "holopis kuntul baris" mencuat lagi terutama di Jawa Timur, setidaknya setahun terakhir. Istilah tersebut muncul lagi menjadi jargon yang antara lain dipakai salah satu tokoh politik terkait Pilkada Jawa Timur pada 2018.

Adalah Partai Kebangkitan Nasional (PKB) yang secara nasional menghidupkan kembali slogan tersebut. Namun, khusus di Jawa Timur, slogan ini cenderung lebih identik dengan sosok Abdul Halim Iskandar, yang memang juga kader partai tersebut.

(Baca juga: Gelar Mukernas, PKB Usung Semangat "Holopis Kuntul Baris")

Holopis kuntul baris adalah ujaran lama yang kurang lebih bermakna semangat kebersamaan dan gotong royong. Terkait sosok Halim, ujaran tersebut selama setahun terakhir "menemani" gambar dan kehadirannya baik di spanduk, baliho, siaran televisi, maupun suara di radio.

Halim kini menjabat Ketua DPRD Jawa Timur sekaligus Ketua DPW PKB Jawa Timur. Dia juga adalah kakak kandung Muhaimin Iskandar, Ketua DPP PKB. Sosok ini juga yang sempat santer lewat beragam media itu disebut bakal menjadi kandidat mewakili PKB dalam Pilkada Jawa Timur pada 2018.

Apa lacur, Muhaimin sendiri yang malah kemudian disebut menyatakan partainya akan mendukung kandidat lain untuk hajatan itu.

(Baca juga: Muhaimin Iskandar Pastikan PKB Dukung Gus Ipul Jadi Gubernur Jatim)

Dalam forum pertemuan ulama di pesantren Lirboyo Kediri dan Genggong Probolinggo, Rabu (24/5/2017), Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar secara lisan mengungkapkan partainya tidak akan mengusung kakak kandungnya itu sebagai cagub Jawa Timur.

KOMPAS.com / DANI PRABOWO Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar memukul gong tanda dimulainya Rakornas Lembaga Pemenang Pemilu DPP PKB di Kantor DPP PKB, Jakarta, Sabtu (29/4/2017).

Berdasarkan beberapa masukan dan pertimbangan dari para ulama di Jawa Timur, kata Muhaimin, PKB akan mendukung Saifullah Yusuf yang akrab dipanggil Gus Ipul sebagai cagub Jawa Timur dalam Pilkada Jawa Timur pada 2018.

Muhaimin pun dalam kesempatan itu meminta maaf kepada para pendukung kakaknya yang selama ini sudah gencar melakukan sosialisasi.

(Baca juga: Muhaimin: PKB Segera Deklarasikan Pencalonan Gus Ipul untuk Pilkada Jatim)

Namun, Sekretaris DPW PKB Jawa Timur, Badruttamam, mengatakan belum ada keputusan apa pun dari partainya soal pencalonan buat pemilihan gubernur tersebut.

"(Pernyataan Muhaimin) itu bukan keputusan, karena DPP masih akan melakukan rapat pleno soal siapa yang akan diusung," kata Badruttaman, Kamis (25/5/2017).

Di PKB, papar Badruttaman, ada mekanisme dalam menetapkan calon gubernur yang akan diusung, dari usulan pengurus di tingkat cabang, lalu oleh DPW dan diusulkan kepada DPP PKB.

Setelah itu, kata Badruttaman, DPP masih akan membuat kajian dan mengomunikasikannya dengan ulama dan tokoh Nahdatul Ulama (NU) sebagai organisasi yg membidani lahirnya PKB. Dia pun masih berharap DPP PKB dan para ulama tetap memberikan rekomendasi kepada Halim untuk Pilkada Jawa Timur pada 2018.

"Kita sudah lama bekerja dan menyosialisasikan figur Pak Halim yang sudah mulai populer dengan jargon Holopis Kuntul Baris," ujar Badruttaman.

KOMPAS.com/Achmad Faizal Abdul Halim Iskandar menunjukkan surat ulama kepada DPW PKB Jatim terkait pencalonan untuk Pilkada Jawa Timur pada 2018, Kamis (25/5/2017) dini hari.

Aspirasi senada juga disampaikan sejumlah ketua DPC mewakili seluruh ketua DPC se-Jawa Timur untuk tetap mengusung Abdul Halim Iskandar sebagai cagub Jawa Timur.

Terlebih lagi, sebagai partai pemenang Pemilu 2014 di Jawa Timur dengan kepemilikan 20 kursi legislatif, PKB bisa mengusung cagub tanpa harus berkoalisi dengan partai lainnya.

Surat ulama Dinamika politik di internal PKB Jawa Timur pun bergerak sepekan terakhir, setelah munculnya surat yang ditandatangani 21 ulama kepada Ketua DPW PKB Jawa Timur.

Beberapa ulama pesantren yang menandatangani surat tersebut antara lain, KH Agus Ali Masyhuri (PP Bumi Sholawat Lebo Sidoarjo), KH Anwar Iskandar (PP Al Amien Ngasinan Kediri), KH Mutawakkil Alallah (PP Zainul Hasan Genggong Probolinggo), dan KH Fuad Nur Hasan (PP Sidogiri Pasuruan).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com