Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/03/2017, 20:52 WIB
Daspriani Y Zamzami

Penulis

BANDA ACEH, KOMPAS.comNetizen di dunia maya dalam beberapa hari ini dihebohkan dengan adanya video yang diunggah oleh anggota komunitas motor trail asal Banda Aceh di kawasan hutan Aceh.

Dalam video tersebut, terlihat sosok misterius tanpa pakaian, yang diduga merupakan sosok Suku Mante yang merupakan cikal bakal penduduk Aceh.

Banyak pro dan kontra yang mengomentari video tersebut. Banyak yang tidak percaya bahwa manusia Suku Mante masih ada hingga saat ini. Alasannya, Suku Mante hidup di belantara hutan yang belum terjamah oleh manusia. Sementara hampir seluruh belantara di Aceh sudah dijamah manusia.

Ada juga yang masih memercayai akan keberadaan suku tersebut, dengan jumlah yang terbatas dan berada di kawasan hutan di luar Aceh.

Baca juga: Tradisi Siwaliparri, Memupuk Kebersamaan ala Suku Mandar

Sejarawan Aceh, Adli Abdullah mengatakan, keberadaan Suku Mante itu bisa jadi masih ada, namun dalam jumlah yang sudah sangat berkurang.

"Kalau melihat lokasi dari postingan video tersebut yaitu kawasan hutan Jalin di Jantho Aceh Besar, itu tidak menutup kemungkinan kalau bisa jadi itu memang generasi yang kesekian dari Suku Mante itu. Karena, kalau melihat dari sejarahnya, suku ini dulu memang bermukim di kawasan Seulimum, yakni daerah yang berdekatan dengan Jantho," ucap Adli Abdullah, Senin (27/3/2017).

Berdasarkan sejarah Aceh yang dituliskan oleh sejarawan asal Belanda KFH van Langen, dalam bukunya yang berjudul Inrichting van Het Atjehsche Staatsbestuur Onder Het Sultanaat, disebutkan bahwa Suku Mante, atau yang juga disebut Suku Mantra atau Suku Mantir, adalah suku Melayu tua yang merupakan suku awal untuk penduduk di Pulau Sumatera.

"Disebut juga suku ini dulunya berasal dari suku daerah Batak kemudian berdomisili di kawasan pesisir Aceh, tapi lama-kelamaan mereka menjadi terisolir dan tergusur karena banyaknya pendatang yang kemudian bermukim di pesisir Aceh," jelas Adli Abdullah, alumnus bagian sejarah Universitas Science Malaysia (USM).

Menurut Adli, suku tersebut juga ada di Malaysia. Namun, kini mereka sudah ditangani oleh pemerintahan di Jabatan Hal Ihwal Orang Asli di Malaysia.

"Kita berharap pemerintah Aceh juga harusnya bisa melakukan penelitian dan penelusuran tentang keberadaan Suku mante ini, jika masih ditemukan, maka harus dilakukan pembinaan terhadap mereka seperti juga yang dilakukan didaerah lainnya," ujarnya.

Berbeda halnya dengan pengamat sejarah Aceh lainnya, Rusdi Sufi. Pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh ini menyebutkan, jika dilihat dari tinjauan ilmu pengetahuan, Suku Mante sudah tidak ada lagi di Aceh.

Suku Mante yang berukuran tubuh kecil ini bermukim di Aceh jauh sebelum Islam masuk sekitar abad ke-12.

Seiring perkembangan zaman, semua hutan belantara Aceh sudah terjamah manusia. Karena itu, dia yakin Suku Mante yang masih primitif sudah tidak ada lagi.

Rusdi mengatakan, Suku Mante adalah orang asli Aceh yang juga lebih dekat dengan Batak. Selain itu juga dekat dekat Melayu.

Baca juga: Kisah tentang Suku Mante yang Misterius di Hutan Aceh


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com