Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Mbah Urifah Jajakan Lontong Balap dengan Becak demi Hidup

Kompas.com - 19/03/2017, 16:57 WIB
Achmad Faizal

Penulis

SIDOARJO, KOMPAS.coM - Setiap menjelang senja, Mbah Urifah (62) memarkir becak yang dikayuhnya di sisi sungai Desa Krembangan, Kecamatan Taman, Sidoarjo, Jawa Timur.

Becaknya berisi dagangan Lontong Balap, menu makanan khas Surabaya yang terdiri dari lontong dicampur sayur kecambah, kuah, petis, dan tahu.

Di becak itu, Mbah Urifah juga menjajakan menu lain yang biasa disantap dengan lontong balap, seperti sate kerang dan sate kulit sapi.

Mbah Urifah menggelar dagangannya di lokasi tersebut sejak sore hingga menjelang tengah malam.

"Kalau kampung sudah sepi ya pulang," katanya, Sabtu (18/3/2017) malam.

Mbah Urifah sudah 10 tahun lebih berjualan lontong balap di lokasi tersebut. Langganannya cukup banyak bahkan hingga dari kampung sebelah. Sebelum memiliki becak, dia menenteng sendiri dagangannya dari rumah yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi tempat dia berjualan.

Sekitar tiga tahun terakhir, Mbah Urifah memutuskan membeli becak untuk membantu aktivitasnya mengangkut barang dagangan. Hasil dagangan yang disisihkan cukup untuk membeli becak bekas seharga Rp 500.000.

"Biar enggak capek membawa dagangan yang banyak," tuturnya.

Satu porsi lontong balap dijual Rp 7.000, itu bukan termasuk sate sebagai menu tambahan. Setiap harinya, dia membawa untung kotor sekitar Rp 80.000. Jika ramai pembeli, bisa mencapai Rp 130.000.

Dia meracik sendiri menu makanan yang dijual, dari sayur dan membuat lontong.

"Kalau belanja, kadang titip ke tetangga," tuturnya.

Mbah Urifah tinggal sendirian di gubuk kayu beratap seng di atas saluran air di ruas jalan alternatif yang menghubungkan Kecamatan Krian dan Kecamatan Taman.

Berjualan lontong balap adalah aktivitas sehari-hari Mbah Urifah untuk menyambung hidupnya yang sebatang kara. Suaminya sudah meninggal beberapa tahun lalu tanpa meninggalkan seorang pun keturunan.

Mbah Urifah mengaku memiliki seoran gkeponakan di Sidoarjo, namun dia memutuskan untuk tidak ikut kerabatnya yang sudah berkeluarga tersebut karena khawatir menjadi beban.

"Asalkan saya masih kuat, saya tidak mau merepotkan yang lain," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com