Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Porpoise" Ditemukan Mati Terdampar di Penajam

Kompas.com - 16/03/2017, 14:04 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

PENAJAM, KOMPAS.com - Mamalia air finless porpoise (Neophocaena phocaenoides) dewasa ditemukan terdampar dalam kondisi mati di sekitar Pantai Corong, pantai wisata Tanjung Tengah, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Kulitnya hampir terkelupas semua, belatung sudah menggerogoti, aroma busuk menguar, isi perut sudah mulai keluar.

"Dalam perkiraan kami, porpoise ini sudah lama mati sampai akhirnya terdampar," kata Ricky, Kepala Satuan Kerja Balikpapan dari Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Pontianak, Kamis (16/3/2017).

Dengan kondisi bangkai seperti itu, tidak ada peluang untuk melakukan nekropsi, semacam otopsi bila dilakukan pada jenazah manusia. Padahal nekropsi berguna untuk mengetahui penyebab kematian porpoise kaitannya dengan gangguan maupun kerusakan habitat hidup mereka di laut.

"Kita bisa mengetahui ada apa dalam lambungnya, menandakan dia makan apa. Tapi tidak bisa kalau sudah stadium kematian tahap lanjut seperti itu," kata Ricky.

Baca juga: Bangkai Ikan yang Diduga Pesut Ternyata Porpoise

Pihaknya pun hanya melaksanakan standar prosedur rutin, antara lain mengambil sampel kulit, daging di sekitar sirip dada, dan gigi. Lalu mendokumentasi proses penanganan, mengukur panjang dan lingkar badan, dan mengecek sekujur badan apakah ada bekas luka yang bisa menyebabkan kematiannya.

Porpoise itu jantan panjang 235 cm dengan lingkar perut 65 cm. "Lantas kita kubur siangnya," kata Ricky.

Porpoise terdampar di pantai ini pertama kali ditemukan warga Tanjung Tengah pada Jumat (10/3/2017) di minggu lalu. Namun warga tidak berupaya mengubur meski baunya sudah sangat menyengat. Sehari kemudian, bangkai porpoise terbawa arus.

Mamalia ini kembali terdampar kali ini di Pantai Corong, Senin (13/3/2017). Laporan pun masuk. BPSPL dan Dinas Kelautan Perikanan PPU mencarinya pada Selasa (14/03/2017). Porpoise ditemukan setelah menyusuri 1 kilometer bibir pantai.

"Mendapati porpoise sudah dalam keadaan mengenaskan, hanya tinggal dikubur saja. Kami kubur sore itu juga," kata Ricky.

Baca juga: Hiu Paus Sepanjang 7 Meter Menampakkan Diri di Teluk Bone

Porpoise dikenal sebagai mamalia air yang pemalu. Dia kerap memilih menjauh bila didekati. Satwa yang hidup di perairan dangkal dan berair hangat ini masuk dalam ordo Cetacea, selain lumba-lumba dan paus. Dalam penyebutan memang sering disebut porpoise saja.

Mamalia ini merupakan satwa dilindungi. "Cirinya tidak ada sirip belakang," kata Danielle Kreb, pegiat hewan mamalia air dari Yayasan Rare Aquatic Species of Indonesia.

Temuan ini menggenapi sejumlah laporan lain tentang seringnya pertemuan hewan langka dengan warga di pesisir Kaltim. Beberapa di antaranya terjadi di akhir Maret 2016 lalu, di mana tiga lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik (Tursiops aduncus) ditemukan tersesat di pemukiman warga di Balikpapan.

Tiga minggu kemudian, dua penyu hijau tersesat di kawasan hutan bakau (mangrove) di teluk. Salah satu masuk ke permukiman warga dan berhasil diselamatkan.

Menyusul kemudia temuan bangkai porpoise panjang 120 cm di pantai Balikpapan pada April 2016 silam.

Baca juga: Selamatkan Paus Pembunuh, Nelayan Gorontalo Buang 2 Ton Ikan

Halaman Berikutnya
Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com