MALANG, KOMPAS.com - Ratusan sopir angkot (angkutan kota) dan taksi konvensional mogok beroperasi dan menggelar aksi demontrasi di depan Balai Kota Malang menolak adanya angkutan online berbasis aplikasi, Senin (20/2/2017).
Akibatnya, sejumlah penumpang yang biasa memakai jasa angkot itu telantar.
Untuk mengatasi banyaknya penumpang yang telantar, jajaran Polres Malang Kota dan Pemerintah Kota Malang menurunkan sejumlah kendaraan.
"Pokoknya kendaraan polisi dikeluarkan semua. Masih kita stokkan lagi kendaraan bak terbuka," kata Kabag Ops Polres Malang Kota, Kompol Dodot Dwianto.
Ia menyebutkan, ada tiga truk dan bus milik kepolisian yang sudah diturunkan. Selain itu, ada juga bus milik Pemerintah Kota Malang dan TNI yang ikut diturunkan untuk mengangkut para penumpang yang telantar.
"Ada bus anak sekolah dari pemkot. Kendaraan truk dari TNI. Sudah beroperasi mulai pukul 6.00 WIB tadi," jelasnya.
Baca juga: Ratusan Sopir Angkot dan Taksi Demo Tolak Angkutan Umum "Online"
Sejumlah kendaraan itu dibagi sesuai dengan tujuan para penumpang. Ada yang ke Kecamatan Blimbing, Lowokwaru dan Sukun. Kendaraan-kendaraan itu akan terus diterjunkan sampai sopir angkot dan taksi konvensional kembali beroperasi.
Erlina Azalya Prasetya, seorang mahasiswi di Universitas Brawijaya mengaku kesulitan mendapatkan angkot. Ia yang hendak pulang ke rumahnya dari Stasiun Kota Malang masih tertahan dan belum mendapat angkutan.
"Biasanya aku naik angkot dari Stasiun ke rumah. Kalau mogok kayak gini gimana," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.