Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bocah Nijam Kehilangan Tangan di Tempat Kerja Ayahnya

Kompas.com - 26/01/2017, 12:24 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Haryadi (28), warga Kampung Cisante, Desa Cikarang, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, mengaku kerap dihantui penyesalan dan kesedihan atas kondisi anaknya, Jamaludin Muhamad atau Nijam (6).

Nijam kehilangan kedua tangannya setelah bermain di tempat kerja ayahnya yang berprofesi sebagai tukang batu bata.

Saat itu, Sabtu (21/1/2017), Nijam ikut ayahnya bekerja. Ketika sang ayah tengah sibuk bekerja, sang anak bermain hingga kemudian memasukkan bahan batu bata ke tempat penggilingan.

Ketika Haryadi mengecek anaknya, kaget bukan kepalang, dia mendapatkan kedua tangan anaknya masuk mesin penggiling tanah.

"Anak saya tidak menangis sama sekali," ujar Haryadi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Kamis (26/1/2017).

Haryadi menjelaskan, ketika ditemukan, mata sang anak sudah melotot dan mulutnya menganga. Sementara itu, hanya tangan kanan yang bisa diselamatkan, sedangkan tangan kiri sudah terpisah dari badan Nijam saat itu.

"Anak saya memang biasa ikut ke tempat kerja. Biasanya, ada yang ngawasin, yaitu istri saya," tuturnya.

Namun, hari itu, istrinya tidak mengawasi anaknya yang dikenal aktif itu karena baru melahirkan.

Haryadi kini bingung dengan masa depan anaknya karena dia bukan orang yang berkecukupan.

Namun, dia memilih untuk optimistis. Haryadi menegaskan kepada diri sendiri untuk berjuang sekuat tenaga demi memperjuangkan kesehatan dan masa depan anaknya.

Operasi lanjutan

Salah satu anggota tim yang menangani Nijam, dr Ghuna Ariharjo Utoyo, mengatakan, Nijam harus menjalani dua operasi lanjutan setelah menjalani operasi tahap pertama.

Untuk memulihkan luka setelah operasi, Nijam membutuhkan dua kali operasi yang meliputi operasi pembersihan luka, menunggu kulitnya menghitam, selanjutnya butuh operasi penutupan lukanya.

"Mudah-mudahan tidak ada infeksi, keadaan anaknya cukup bagus. Memang ketika di UGD sempet shock rembes darah. Selanjutnya perlu pembersihan luka, dan tutup efek luka, kerja sama dengan bedah plastik," tuturnya.

Selain itu, pihaknya pun bekerja sama dengan dokter ortopedi, dokter anak, dan bedah vaskuler. Dia mengaku, sebenarnya tangan kanan Nijam saat itu memiliki peluang untuk diselamatkan. Sayangnya, Nijam baru sampai di RSHS setelah lewat delapan jam dari kejadian tersebut.

"Andai datang lebih cepat, naik level kemungkinan masih bisa dipertahankan yang kanan ada peluang. Namun, kata bedah vaskuler sudah melewati golden period. Mereka menyarankan (amputasi) karena emang agak sulit, sudah lewat dari enam jam. Ini tidak mudah, keparahan tangan kanannya cukup berat," katanya.

Golden period merupakan masa waktu klinis faktor risiko infeksi, faktor penyelamatan organ, oksigenasi. Jika kurang dari enam jam, masih banyak kemungkinan bisa diselamatkan menurut teori dan penelitian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com