Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadi Utomo Dimakamkan di Samping Makam Orangtuanya

Kompas.com - 15/01/2017, 20:18 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Prosesi pemakaman mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Hadi Utomo, selesai sekitar pukul 19.00 WIB, di tengah guyuran hujan gerimis yang melanda daerah Ungaran dan sekitarnya.

Almarhum dimakamkan di samping makam orangtuanya di pemakaman keluarga "Pujo Utaman" di RT 5 RW 1, Desa Klepu, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang.

Setelah selesai dishalatkan, seorang modin setempat meminta kesaksian para pelayat yang hadir bahwa almarhum adalah orang yang baik.

"Almarhum Bapak Hadi Utomo niki sae nopo sae (baik atau baik)?" tanya sang modin.

"Sae (baik)!" jawab pelayat serentak.

Pertanyaan itu diulang-ulang oleh sang modin sebanyak tiga kali dan dijawab tiga kali pula oleh para pelayat.

Baca juga: Hujan Rintik-rintik Sambut Kedatangan Jenazah Hadi Utomo

Selanjutnya, peti jenazah diusung oleh prajurit TNI dari masjid ke pamakaman yang berjarak sekitar 30 meter dan lokasinya saling berhadap-hadapan.

Sebelum jenazah almarhum dimasukkan ke liang lahat, keluarga dan sanak famili melakukan ritual brobosan, yakni berjalan merunduk di bawah peti jenazah.

Hujan rintik-rintik dan isak tangis keluarga menyertai jenazah mantan ketua umum Partai Demokrat kedua itu menuju ke peristirahatan terakhirnya. Seluruh prosesi pemakaman yang cukup sederhana ini, menurut Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Agus Hermanto adalah sesuai keinginan almarhum.

"Pesan terakhir beliau, tak ingin meninggal di rumah sakit. Maunya meninggal di rumah supaya dikelilingi keluarga," kata Agus.

Adapun permintaan almarhum yang terakhir, menurut salah satu kerabat dekat Hadi Utomo ini, adalah dimakamkan di Klepu yang merupakan tanah kelahirannya. Di makam keluarga, Pujo Utaman, ini pula terdapat pusara orangtua almarhum.

"Beliau sempat minta dimakamkan di Klepu," imbuhnya.

Menurut Agus, almarhum Hadi Utomo merupakan sosok yang bijak. Almarhum juga diakui memiliki peran dan pengaruh yang besar terhadap eksistensi Partai Demokrat selama ini.

"Mohon dimaafkan bila ada khilaf, salah dan kekurangan beliau semasa hidup," kata Agus.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com