Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-banjir, Kota Bima Mulai Diselimuti Debu

Kompas.com - 29/12/2016, 14:57 WIB
Syarifudin

Penulis

BIMA, KOMPAS.com - Banjir yang melanda Kota Bima tak hanya menyisakan sampah dan puing-puing reruntuhan. Daerah yang dijadikan sebagai kawasan kota tepian air itu kini mulai diselimuti debu.

Debu akibat lumpur yang mulai mengering pasca-banjir bandang di kota ini bermunculan di sejumlah ruas jalan.

Seperti yang terpantau di Jalan Soekarno Hatta dan Jalan Gajamada. Kondisi tersebut membuat masyarakat yang melintas di jalan raya merasa terganggu.

Untuk mengantisipasi gangguan pernapasan, warga mulai menggunakan masker. Namun banyak warga saat berkendara tidak menggunakan kelengkapan masker.

Mereka berharap ada upaya dari Dinas Kesehatan untuk membagikan masker kepada masyarakat pengguna jalan.

"Ya, mas, kita enggak nyaman di jalan. Sekarang debu mulai bermunculan, makanya kita butuh masker dari pemerintah, karena debu ini bisa menyebabkan gangguan pernapasan," kata Buharis, warga Kelurahan Sambinae.

Baca juga: Wapres Jusuf Kalla Tengok Pasien Korban Banjir di Bima

Agar material sisa banjir ini tidak bermuculan, mereka berharap ada penyiraman rutin agar aktivitas sehari-hari tidak terganggu.

"Kalau tidak disiram, debu ini bisa mengganggu kesehatan warga," ujar Buharis.

Keluhan lain juga muncul dari Isnail, warga Kelurahan Tanjung. Ia mengaku tidak hanya debu, aroma tidak sedap juga muncul dari tumpukan sampah yang sudah membusuk di sepanjang jalan.

"Saat berkendara, kita harus tutup hidung rapat-rapat akibat bau busuk yang menyengat," tutur Isnail.

Korban dampak bencana ini meminta pemerintah secepatnya mengantisipasi hal ini, dengan melakukan penyiraman dan pembersihan sisa lumpur yang ada di jalan.

"Kalau tidak disiram dan dibersihkan, debu dan lumpur ini bakal mengganggu kesehatan masyarakat. Apalagi sekarang pasca-banjir sudah banyak warga yang sakit," kata Isnail.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com