Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Dedi: Jangan Impor Konflik Agama ke Indonesia

Kompas.com - 21/12/2016, 11:25 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, Indonesia adalah negara yang toleran. Itulah mengapa berbagai agama bisa berkembang di Indonesia.

“Tidak ada (agama) yang masuk (ke Indonesia) melalui peperangan,” ujar Dedi di hadapan ribuan orang TNI, Polri, PNS, dan siswa yang menghadiri Pencanangan Pendidikan Kader Ideologi Kebangsaan Pancasila, Rabu (21/12/2016).

Karena itu, sambung Dedi, tidak ada konflik agama di negeri ini. Kalaupun ada, ia meyakini, konflik dibawa dari luar.

“Jangan impor konflik agama kemari (Indonesia). Orang Indonesia itu bertengkarnya paling urusan batas sawah, rebutan air di musim kemarau. Yang cukup parah, urusan sepak bola seperti Viking dan The Jack. Itu saja, tidak ada itu konflik agama,” ungkapnya.

Menurut Dedi, tradisi konflik itu datang dari luar Indonesia. Itu karena persoalan leluhurnya yang tidak bisa menyelesaikan konflik. Konflik itu pun diturunkan dalam bentuk keyakinan. Berbeda halnya dengan Indonesia, pertentangan pada zaman kerajaan dulu hanya sebuah cerita.

“Apakah cerita itu benar atau tidak, kita tidak tahu. Yang pasti, pertentangan itu tidak diteruskan ke generasi selanjutnya,” tuturnya.

Ia mencontohkan, cerita Majapahit dengan Padjadjaran dan Kerajaan Galuh tidak menjadi konflik di generasi selanjutnya.

“Tidak pula dibawa ke ranah keyakinan,” ujarnya.

Dedi mengatakan, semangat toleransi ini terus ditumbuhkan di Purwakarta. Berbagai langkah diambil, mulai dari pembentukan Satgas Toleransi hingga Sekolah Ideologi Kebangsaan.

“Sekarang, dua hal yang digagas Purwakarta (Satgas Toleransi dan Sekolah Ideologi Kebangsaan) banyak ditiru kabupaten/kota daerah lain. Kita bersyukur, walaupun Purwakarta kecil, bupatinya kecil, pemikirannya luas,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com