Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Pabrik Semen, Ganjar Pertemukan Dua Kelompok Warga Rembang

Kompas.com - 20/12/2016, 14:55 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Dua kelompok warga di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah yang menolak dan mendukung keberadaan pabrik semen Indonesia di Kecamatan Gunem, Rembang, dipertemukan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di ruang kerjanya, Selasa (20/12/2016).

Sebanyak 20 orang perwakilan masing-masing kelompok diundang untuk bertemu dan berbicara.

Warga penolak pabrik semen diwakili tetua dari Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) Gunretno, sementara warga mendukung diwakili tokoh Desa Tegaldowo, Joko Supriyanto.

Dalam pertemuan itu, Ganjar menegaskan bahwa pihaknya tidak mengeluarkan izin baru. Keputusan sikap soal semen Rembang masih ditimbang dan akan diputuskan pada 17 Januari 2017.

Keputusan itu, lanjut dia, sesuai hasil rapat yang disepakati bersama di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta. Di sela waktu itu, ada tim kecil untuk merespon putusan peninjauan kembali Mahkamah Agung dalam perkara ini.

“Putusan MA sama sekali menyatakan tidak ada penutupan pabrik. MA hanya memutuskan pencabutan izin lingkungan semen Rembang,” kata Ganjar.

Keputusan tersebut juga sudah disetujui bersama, termasuk perwakilan dari penggugat, dalam hal ini diwakili Pancaputra Taringan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia. Menurut Ganjar, pihak Walhi tidak pernah bilang untuk bicara penutupan pabrik.

“Jadi kalau izin apakah dicabut, dan pasti dicabut. Tapi apakah dicabut saja, pabriknya tutup, atau dicabut dengan tambahan diktum-diktum, tunggu 17 Januari,” tambahnya.

Salahkan Ganjar

Warga yang menolak pendirian pabrik semen di Rembang sendiri mengutarakan kekecewaannya pada orang nomor satu di Jawa Tengah.

Ganjar disalahkan karena tetap menerbitkan addendum atas Surat Keputusan izin lingkungan pertambangan yang dibatalkan Mahkamah Agung. Kelompok ini juga tidak percaya, dan menduga tim kecil yang dibentuk untuk memastikan Semen Rembang agar tetap beroperasi.

“Saya konsisten mengawal penolakan pabrik semen di mana pun di Jawa Tengah,” ujar warga Pati, Jawa Tengah ini.

Sementara itu, Joko Supriyanto, warga yang mendukung, agar persoalan pabrik semen diselesaikan secara kekeluargaan. Bagi Joko, warga penolak masih bisa diajak bicara karena masih dalam satu keluarga besar di desa.

Selain itu, pihaknya juga minta warga yang tinggal di sekitar pabrik bisa didengar aspirasnya. Klaimnya, dari 12.000 warga di lima desa di ring I pabrik semen, 95 persen diantaranya mendukung keberadaan pabrik.

“Warga banyak mendukung karena PT Semen Indonesia berhasil menunjukkan komitmennya untuk mensejahterakan masyarakat. Yang nolak itu murid saya semua. Joko Prianto itu murid saya. Ayo tho dirembug sing apik,” ujar dia.

Joko juga memberi bukti dari tidak akan matinya lahan pertanian warga akibat pabrik semen. Tanah yang dibeli pabrik semen dibeli dengan harga tinggi, serta masih bisa digarap kembali.

“Sawah yang sampai sekarang masih boleh digarap. Eksplorasi semen tidak langsung semuanya, bisa belasan tahun lagi baru ditambang,” paparnya.

Joko juga ingin agar rekannya yang menolak untuk tidak pilih kasih menolak PT Semen Indonesia. Di Rembang, lanjut dia, ada tujuh hingga 10 perusahaan tambang ilegal yang tidak dipersoalkan oleh mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com