Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Longsor, Tiga Warga Mentawai Tewas Tertimbun

Kompas.com - 09/12/2016, 17:35 WIB

PADANG, KOMPAS — Longsor terjadi di Dusun Ngaik, Desa Beriulo, Kecamatan Sipora Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Kamis (8/12/2016) sekitar pukul 04.00. Tiga warga tewas tertimbun tanah longsor.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mentawai Nurdin, saat dihubungi dari Padang, mengatakan, tiga korban yang tewas merupakan satu keluarga, yakni Orlina (40) dan dua anaknya, Brandon (9) dan Bora (8). Suami Orlina, Judi (40), dapat menyelamatkan diri.

Nurdin mengatakan, tebing di belakang rumah korban longsor dipicu hujan berintensitas tinggi yang melanda kawasan tersebut sejak Rabu (7/12) sore. Judi dan keluarganya diduga masih tidur saat longsor menghantam rumah semipermanen yang mereka tempati.

"Kami baru mengetahui kejadian tersebut pada Kamis siang. Hal itu karena tidak ada jaringan komunikasi seluler di lokasi. Informasi longsor di Dusun Ngaik kami tahu dari berita keluarga yang datang ke Tua Pejat, ibu kota Mentawai," kata Nurdin.

Nurdin mengatakan, pihaknya sudah mengirim tim yang terdiri dari personel BPBD, kepolisian, dan SAR Mentawai pada Kamis sore. Lokasi longsor berada sekitar 25 kilometer dari pusat Kecamatan Sipora Selatan atau 60 kilometer dari Tua Pejat. "Ada jalan darat, tetapi tidak bisa dilalui kendaraan. Oleh karena itu, tim menggunakan kapal untuk menjangkau lokasi," katanya.

Potensi gempa

Sementara itu, masyarakat yang tinggal di daerah bencana harus diedukasi agar sadar akan ancaman bencana tersebut. Masyarakat di Provinsi Maluku, misalnya, harus diedukasi mengenai ancaman gempa di wilayah itu.

Maluku termasuk wilayah dengan pontensi gempa tertinggi di Indonesia. Setiap tahun intensitas gempa ribuan kali. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Ambon, intensitas gempa pada 2014 sebanyak 1.200 kali, 2015 sebanyak 1.190 kali, dan 2016 hingga kemarin sebanyak 1.147 kali.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Ambon Abraham Mustamu yang dihubungi di Ambon mengatakan, Maluku dan beberapa wilayah potensial gempa lainnya di Indonesia berada di jalur pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, yakni Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik.

Tingginya potensi gempa itu berbanding lurus dengan pontensi tsunami. Maluku dan Maluku Utara merupakan daerah kepulauan dengan dinamika tektonik sangat tinggi dan memiliki frekuensi tsunami tertinggi di Indonesia. Dari 105 kejadian tsunami di Indonesia pada 1600-2010, sebanyak 34 kali terjadi di busur Banda. Sebanyak 5.570 orang meninggal. Laut Maluku telah dilanda tsunami 32 kali dengan korban jiwa 7.600 orang. (Kompas, 30/11).

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Maluku John Hurespuny mengatakan, gempa dan tsunami potensial terjadi di Kepulauan Banda Naira. Sudah ada tiga sirene peringatan tsunami dipasang di Pulau Naira, Banda Besar, dan Ai. Jumlah itu masih kurang. Pengadaan sirene bertahap karena terkendala anggaran. Anggaran untuk tiga alat itu mencapai Rp 1,3 miliar.

"Kami terus mengedukasi warga, terutama yang tinggal di daerah pesisir tentang bahaya tsunami. Jika merasakan gempa dengan kekuatan besar, harus segera menjauhi pantai atau sungai dan bergerak ke tempat yang tinggi," katanya. (ZAK/FRN)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Desember 2016, di halaman 22 dengan judul "Longsor, Tiga Warga Mentawai Tewas Tertimbun".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com