Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Tetangga soal Pelaku Bom Samarinda

Kompas.com - 15/11/2016, 07:03 WIB

SAMARINDA, KOMPAS.com - Juhanda, terduga teroris pelaku peledakan bom di Gereja Oikumene Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, selama ini jarang berinteraksi dengan warga. Namun, rumah Juhanda sering didatangi orang-orang dari wilayah lain.

"Selama dia tinggal di kawasan ini, Juhanda jarang berinteraksi dengan warga. Bahkan, sangat tertutup sehingga saya sendiri tidak banyak tahu tentang dia (Juhanda)," kata Ketua RT 04, Kelurahan Sengkotek, Abdul Malik, Senin (14/11/2016).

Pelaku tinggal di Kelurahan Sengkotek, persis di pinggir Jalan Cipto Mangunkusumo, jalur Samarinda-Balikpapan.

"Dia sudah dua tahun tinggal di sini dan menjadi petugas kebersihan di masjid itu tetapi saya tidak tahu banyak tentang dia karena orangnya sangat tertutup dan kami jarang berkomunikasi," ujar dia.

Baca: Seribu Lilin untuk Korban Teror Bom di Samarinda

Keberadaan terduga pelaku peledakan Gereja Oikumene itu sudah lama dipantau pihak intelijen, bahkan Abdul Malik mengaku mengetahui bahwa Juhanda merupakan narapidana kasus terorisme dan telah menjalani hukuman, dari orang yang diduga sebagai intel.

"Keberadaan Juhanda memang sudah lama diawasi bahkan saya tahu kalau dia pernah terlibat kasus terorisme dari intel. Saya tahu mereka itu intel dari kartu nama dan saat mereka memperkenalkan diri," kata Abdul Malik.

Keseharian Juhanda, kata Abdul Malik, dikenal sebagai penjual ikan dari hasil keramba yang ia kelola di belakang masjid.

Ia mengaku terkejut sesaat setelah terjadi ledakan di Gereja Oikumene. Abdul Malik mengaku sempat ragu saat melihat pria terduga peledakan bom Gereja Oikumene, persis ciri-ciri Juhanda.

"Awalnya saya ragu saat melihat ia ditangkap ketika masih di atas perahu. Memang ciri-cirinya sama, berambut gondrong tetapi wajahnya terlihat putih, tidak seperti biasanya. Saya baru yakin saat seorang anak yang sering ke masjid dan memperlihatkan foto yang diunggah dari facebook dan mengatakan bahwa itu Juhanda," tuturnya.

"Kami tidak menduga dan sangat terkejut, ia melakukan perbuatan itu apalagi jarak antara tempatnya tinggal dengan Gereja Oikumene sangat dekat," ucap Abdul Malik.

Selama ini lanjut ia, tidak ada aktivitas Juhanda yang mencurigakan terkait aksinya melakukan peledakan di Gereja Oikumene. Namun, Abdul Malik mengakui jika Juhanda kerap dikunjungi sejumlah orang dari luar wilayah itu.

"Saya tidak tahu pasti jumlahnya tetapi memang di tempatnya tinggal sering berkumpul orang tetapi bukan warga dari sini. Di tempat itu, ia hanya tinggal sendiri," jelas Abdul Malik.

Hal senada diungkapkan warga yang tinggal persis di sebelah Masjid Al Mujahidin.

"Saya tidak tahu aktivitas mereka karena mereka biasanya berkumpul di belakang atau tempat yang dihuni Juhanda. Kegiatan mereka bahkan sampai larut malam tetapi saya tidak tahu apa yang mereka lakukan dan yang jelas tidak sampai mengganggu karena tidak terdengar suara yang keras," ujar warga yang tidak ingin disebutkan namanya itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com