Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seribu Lilin untuk Korban Teror Bom di Samarinda

Kompas.com - 14/11/2016, 21:17 WIB
Kontributor Samarinda, Gusti Nara

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com - Puluhan warga Samarinda, Kalimantan Timur, menyalakan seribu lilin sekaligus menggelar doa bersama untuk korban ledakan teror bom di Gereja Oikumene, Sengkotek, Samarinda, Senin (14/11/2016).

Kegiatan tersebut digelar di depan kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda, sekitar pukul 20.00 Wita.

Setelah menggelar doa bersama, warga kemudian bergandengan tangan dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya untuk perdamaian di Indonesia.

"Sebagai warga Samarinda, kita harus berbelasungkawa turut mendoakan korban-korban aksi teror ini. Kita doakan keluarga tabah dan kesembuhan bagi tiga korban selamat. Sementara untuk Intan, kita nyalakan lilin-lilin ini untuk menerangi jalan Intan menuju surga," kata Santi, salah satu warga.

Menurut Santi, semua orang pasti mengecam tindakan terorisme tersebut. Terlebih korbannya adalah anak-anak.

Dia menyayangkan, Kota Samarinda menjadi kota yang tidak aman lantaran sudah dimasuki teroris.

"Kita berada di kota tercinta ini pasti kita butuh kedamaian. Tapi kenapa bisa kecolongan dan teror masuk. Pemerintah dan aparat kepolisian tidak boleh kecolongan lagi," ujarnya.

Acara sederhana itu terus dipadati para warga Samarinda. Meski ada warga yang terlambat, mereka tetap memanjatkan doa masing-masing.

Teror bom di Samarinda terjadi pada Minggu (13/11/2016) sekitar pukul 10.10 Wita. Akibat kejadian ini, empat anak kecil yang saat kejadian berada di lokasi area parkir gereja menjadi korban.

Seorang korban, Intan Marbun (3), akhirnya meninggal dunia akibat luka bakar di tubuhnya.

(Baca juga Seorang Bocah Korban Bom Molotov di Samarinda Meninggal Dunia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com