Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKSDA Amankan 150 Satwa Endemik Papua

Kompas.com - 10/11/2016, 18:27 WIB
Fabio Maria Lopes Costa

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua  mengamankan sebanyak 150 satwa endemik di empat kabupaten dari Januari hingga November 2016.

Hal tersebut disampaikan Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua Mangaraja Gunung Nababan di Jayapura, pada Kamis (10/11/2016).

Mangaraja mengatakan, pihaknya dibantu aparat keamanan menggagalkan penyeludupan 150 satwa endemik di Mimika, Jayapura, Merauke, dan Nabire.

“Satwa endemik yang berhasil diselamatkan kami adalah burung hingga reptil. Rencananya para pelaku hendak membawa satwa-satwa tersebut ke luar Papua,” tuturnya.

Mangaraja menuturkan, Balai BKSDA Papua menemukan satwa-satwa tersebut di wilayah pemukiman warga, bandara, dan pelabuhan laut.

”Satwa yang paling dominan diselamatkan kami adalah burung kakatua jambul kuning. Saat ini sebagian besar dari 150 satwa endemik telah dilepas ke habitatnya. Misalnya di Taman Nasional Wasur di Merauke,” tutur Mangaraja.

Ia pun menyatakan, Balai BKSDA terkendala untuk pengawasan adanya penyeludupan satwa endemik seluruh wilayah Papua karena minimnya sumber daya manusia dan fasilitas.

“Kami hanya memiliki 100 petugas di lapangan untuk menjangkau wilayah Papua yang luasnya hingga tiga kali Pulau Jawa. Karena itu, kami belum mengetahui apakah penyeludupan satwa endemik masih berlangsung atau tidak,” paparnya.

Para pelaku yang diduga menyeludupkan satwa-satwa endemik adalah warga setempat dan juga oknum aparat. “Oknum warga yang menyeludupkan satwa endemik tak bisa diproses hukum. Sebab, mereka menjual satwa tersebut demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” ungkap Mangaraja.

Ia pun menambahkan, Balai BKSDA Papua mengunakan upaya persuasif bagi para warga agar tak lagi memperdagangkan satwa endemik yang berada di lingkungan mereka.

“Selain upaya persuasif, kami juga menempelkan daftar satwa endemik yang dilindungi di setiap bandara untuk mengingatkan warga,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com