Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantu Kucing, Ritual Minta Hujan Warga Grajagan Banyuwangi

Kompas.com - 10/11/2016, 14:38 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Masyarakat Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, mempunyai ritual unik yang disebut Mantu Kucing.

Acara mengawinkan kucing ini digelar setahun sekali setiap bulan November.

Layaknya pernikahan manusia, sepasang kucing jantan dan betina digendong oleh dua warga diarak keliling desa melalui lahan pertanian milik warga menuju sumber mata air desa Umbul Sari.

Dua kucing yang dikawinkan diberi nama unik, yaitu Slamet untuk si jantan berwarna hitam dan Rahayu untuk betina putih-coklat.

"Jika digabungkan Slamet-Rahayu adalah sebuah doa agar masyarakat sini diberi keselamatan," kata Kepala Desa Grajagan Supriyono kepada Kompas.com, Kamis (10/11/2016).

Menurut Supriyono, tidak ada jenis kucing khusus yang digunakan pada ritual tersebut. Namun, ada syaratnya. Kedua kucing tersebut harus berasal dari utara dan selatan desa.

Setelah dipertemukan seperti pengantin, sepasang kucing tersebut diarak oleh puluhan masyarakat desa dengan diiringi tarian jaranan serta musik tradisonal.

Setelah sampai di sumber mata air Umbul Sari, ritual doa-doa dimulai sambil membakar menyan.

Sesepuh desa memecah buah kelapa dan tidak lama kemudian sepasang kucing dilepaskan di dalam sumber mata air.

Ritual dilanjutkan dengan menyiramkan air ke sekitar mata air, termasuk warga yang datang.

Adapun sepasang kucing yang dimasukkan ke dalam sumber mata air dilepasliarkan kembali.

Setelah itu, seorang warga menyiramkan minuman dawet di sekitar mata air.

Acara diakhiri dengan kenduri dan makan bersama di pinggir mata air yang tidak pernah kering walaupun sudah masuk musim kemarau.

Martoyo, sesepuh Desa Grajagan, menceritakan bahwa ritual tersebut dilakukan secara turun-temurun sejak 1930 ketika desa mengalami kemarau panjang.

Ketika itu, kepala desa mendapatkan wangsit agar masyarakat mengadakan mantu (mengawinkan) kucing dan menggelar tari jaranan.

"Setelah diadakan mandi kucing dan jaranan, hujan turun dan kemarau berakhir. Akhirnya ritual tersebut terus kami lestarikan hingga sekarang dan tidak pernah sekalipun kami tinggalkan walaupun diselenggarakan dengan sederhana seperti tahun ini," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com