Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Sayur di Bengkulu Minta Pemerintah Beri Kepastian Harga

Kompas.com - 31/10/2016, 10:32 WIB
Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Ribuan petani sayur di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, meminta pemerintah setempat membuat kebijakan yang bertujuan memberikan kepastian harga sayuran agar tetap stabil. Mereka meminta ada subsidi harga untuk sayur.

"Selama ini harga sayur seperti dipermainkan, terkadang mahal, lalu beberapa menit kemudian jatuh terempas. Petani butuh kepastian harga yang stabil," kata Haryono, Ketua Kelompok tani Bina Bersama, Desa Sumber Urip, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, Minggu (30/10/2016).

Ia mencontohkan harga daun bawang, pada waktu tertentu melejit hingga Rp 25.000 per kilogram pada harga petani. Petani pun ramai-ramai tanam daun bawang, setelah itu harga jatuh menjadi Rp 1.000 per kg.

"Ketidakstabilan harga membuat petani merugi. Tidak saja petani, masyarakat pembeli juga mengalami rugi," kata dia.

Menurut dia, petani tidak membutuhkan harga terlalu tinggi. Yang dibutuhkan adalah kestabilan harga dengan sistem subsidi harga sayuran.

Haryono yakin bahwa dengan harga pasti, petani akan mendapatkan keuntungan yang memadai.

"Kami bisa tanam dan sediakan pasokan tanpa harus was-was dengan harga jatuh. Langkah ini juga bisa meredam naiknya harga cabai di pasar," kata dia.

Ia menyarankan agar pemerintah daerah membuat kebijakan mengontrol harga sayuran di tingkat petani dan pasar dengan sistem subsidi.

Jika harga pasar naik maka petani tetap akan menjual seharga yang ditetapkan itu. Sebaliknya, ketika saat harga anjlok, pemerintah memberikan subsidi agar sesuai harga yang ditetapkan.

Menurut Haryono, beberapa petani pernah melakukan studi banding ke beberapa daerah di Indonesia. Ada daerah yang memberlakukan perlindungan terhadap petani sayur dengan langkah tersebut.

"Kami pernah usulkan ke pemda dan DPRD Kabupaten Rejang Lebong, namun hingga kini usulan tersebut belum terealisasi. Ada pejabat yang siap, namun mendadak dimutasi," ujar Haryono.

Ia menilai bahwa langkah pemerintah memberikan subsisi pada harga pupuk tidak membantu karena petani mampu beli pupuk non subsisidi yang berkualitas. Ketidakstabilan harga sayuran justru dimanfaatkan para tengkulak untuk mendapatkan keuntungan sesaat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com