Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Truk Terjebak Banjir Lahar Hujan Merapi

Kompas.com - 28/10/2016, 12:24 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Sembilan truk yang berada di aliran Kali Bebeng, Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, hanyut terbawa banjir lahar hujan, Kamis (27/10/206) malam.

Truk-truk milik para penambang pasir itu pun ada yang tertimbun meterial pasir, batu, sehingga mengalami kerusakan parah. Beruntung tidak ada korban jiwa. Supir dan awak truk berhasil menyelamatkan diri. Ahmad Muslim, Anggota Banser Tanggap Bencana (BAGANA) Kecamatan Srumbung, menuturkan wilayah Srumbung diguyur hujan sejak Kamis pagi hingga siang.

Hujan deras menyebabkan banjir di kali yang berhulu di gunung Merapi itu. Informasi yang diperoleh dari penambang, kata Muslim, sebelum musibah itu terjadi terdengar suara gemuruh dari hulu sungai. Mereka lantas bergegas menjauh dan turun dengan mengendarai truk.

"Tapi banjir lahar hujan datang sangat cepat sebelum mereka berhasil turun. Terlebih medan jalan yang berat sehingga truk-truk hanyut. Untungnya para penambang bisa menyelamatkan diri," kata Muslim, Kamis malam.

Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan Magelang Trans Comunity, lanjut dia, ada 9 truk yang mengalami kerusakan tertimbun material baik berupa pasir dan bebatuan.

Kepala Polsek Srumbung AKP Suwidodo mengatakan, para sopir dan pemilik truk telah melakukan koordinasi dengan relawan dan instansi setempat guna upaya evakuasi. Menurut dia, evakuasi tidak bisa langsung dilakukan malam itu juga lantaran medan serta cuaca yang tidak mendukung.

"Hari ini (Jumat) dilakukan evakuasi dengan menggunakan alat berat karena truk tertimbun dan medan yang sulit,” kata Suwidodo.

Ketua Paguyuban Penambang Manual Merapi Punokawan, Fatkhul Mudjib, mengaku sudah selalu memperingatkan para penambang agar tidak melanjutkan aktivitas penambangan di lokasi tersebut. Tetapi, beberapa penambang tetap tak mengindahkannya.

"Kami tidak bosan-bosannya memperingati para penambang, tapi karakter mereka kan berbeda-beda, dari hari ke hari masih saja nekat menambang di lokasi terlarang itu," katanya.

Selain merusak lingkungan, ulah nekat para sopir yang tidak mengindahkan himbauan justru akan membahayakan keselamatan mereka sendiri. Apalagi sudah tidak terhitung lagi jumlah penambang yang tewas akibat tertimbun longsor di sekitar lokasi tersebut.

Pihaknya pun telah menyediakan lahan bagi para penambang, di lokasi yang letaknya lebih ke bawah, sehingga dipastikan lebih baik dari segi keamanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com