Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sehari Jadi Gubernur NTT, Claudia Pimpin Rapat soal Pekerja Anak

Kompas.com - 13/10/2016, 18:48 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Sebanyak 12 orang anak berusia 15 sampai 18 tahun asal empat Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), membahas isu pekerja dan perdagangan anak, ketika diberikan kesempatan sehari menjadi Gubernur NTT.

Dari 12 orang anak dari Kabupaten Lembata, Sikka, Timor Tengah Utara dan Timor Tengah Selatan itu, satu orang dipilih menjadi Gubernur NTT Sehari, yakni Claudia Imelda Alot dari Forum Anak Kabupaten Sikka yang merupakan dampingan Plan International Indonesia.

Para anak muda itu membahas isu pekerja dan perdagangan anak dalam rapat pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) anak di ruang rapat Gubernur NTT, Kamis (13/10/2016).

Rapat pimpinan SKPD Anak yang dipimpin oleh Gubernur Anak Claudia Imelda Alot itu membahas tema NTT bebas pekerja anak.

Dalam rapat itu, mereka menghasilkan beberapa rekomendasi yakni perkuat fungsi monitoring dan pengawasan pelaksanaan program terkait NTT bebas dari pekerja anak di setiap instansi, perlu pembentukan badan atau dinas yang khusus menangani anak di tingkat kabupaten dan kota, wajib alokasi khusus dana desa untuk program program bagi anak untuk meningkatkan kreatifitas berdaya dan bekerja untuk anak.

Selanjutnya, menerapkan pendidikan inklusi di semua sekolah, kerjasama lintas sektor untuk melakukan pendataan pekerja anak (khususnya pekerja anak yang berkebutuhan khusus), sosialisasi tepat sasaran, masukkan pelajaran tentang perlindungan dan partisipasi anak di sekolah, pemberian sanksi tegas bagi oknum dan semua yang terlibat dalam perdagangan anak dan yang terakhir aktifkan forum anak.

Hasil dari rapat terbatas yang dipimpin oleh Gubernur Sehari ini, kemudian diserahkan ke Gubernur NTT Frans Lebu Raya, sebagai rekomendasi dalam mengatasi fenomena pekerja anak di NTT sejalan dengan pencapaian 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang berhubungan langsung dengan pemenuhan hak terutama anak perempuan.

Usai kegiatan rapat itu, “Gubernur NTT” sehari, Claudia Imelda Alot mengaku tidak pernah membayangkan akan duduk di kursi seorang Gubernur NTT Frans Lebu Raya dan memimpin rapat bersama sejumlah siswa lainnya yang berperan sebagai pimpian SKPD.

"Pada intinya kami hanya berharap agar pemerintah provinsi bisa membantu generasi muda kita, khususnya yang perempuan, untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang layak, tanpa harus ke luar daerah untuk menjadi tenaga kerja wanita," ucap Imelda.

Sementara itu Gubernur NTT Frans Lebu Raya menyambut baik kegiatan itu. Ia pun mendukung gerakan Because I Am A Girl yang merupakan gerakan global untuk mendorong kesetaraan dan keadilan bagi anak perempuan dimanapun mereka berada, dapat belajar, memimpin, memutuskan dan berkembang.

“Hari ini, dalam rangka perayaan Hari AnakPerempuan International, saya memberikan kesempatan kepada anak perempuan dan anak muda untuk mendiskusikan tema yang menjadi pilihan mereka dalam sebuah peran sebagai pemimpin wilayah di mana tempat tersebut dibahas dari kaca mata anak anak muda sesuai potensi yang ada pada mereka. Kesempatan ini kiranya menjadi cerita sepanjang hayat yang dapat menjadi motivasi untuk menjadi penerus bangsa yang dapat dibanggakan,”jelasnya.

“Saya bangga NTT dapat menjadi bagian dari 70 negara di dunia yang memberikan kesempatan Kepada anak-anak untuk belajar, memimpin, memutuskan dan mengembangkan potensi mereka melalui acara sehari jadi gubernur ini. Pendidikan yang sangat berarti untuk mencetak generasi muda berjiwa pemimpin. Merekalah nanti yang akan memimpin kita. Jadi anak-anakku, belajarlah setinggi-tingginya, jangan takut bermimpi besar dan jadilah anak-anak NTT yang membanggakan,” tambah dia.

Di tempat yang sama Manajer Komunikasi Plan Internasional Indonesia Isni Ahmad mengatakan, kegiatan ini merupakan program dari Plan Internasional Indonesia yang mengangkat tema soal 'Because I Am A Girl' dalam rangka memperingati Hari Anak Perempuan Internasional 2016.

Menurut dia, kegiatan "Sehari Menjadi Gubernur" merupakan bagian dari melatih kepemimpinan anak-anak, khususnya perempuan untuk menjadi pemimpin tidak hanya di lingkup desa tetapi hingga pemimpin dunia.

Di samping itu, kegiatan tersebut melatih generasi muda Indonesia, khususnya kaum perempuan, untuk belajar berbicara dan berdiskusi soal pembangunan di daerahnya masing-masing serta mengusulkan kepada pemerintah daerah soal perhatian bagi generasi muda.

"Sejumlah masukan yang mereka rapatkan dalam simulasi rapat tadi akan diserahkan kepada Gubernur NTT yang asli agar bisa ditindaklanjuti," ujar Isni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com