Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah SD Ini Sering Dipukul dan Pernah Diperkosa di Kandang Babi

Kompas.com - 11/10/2016, 08:06 WIB

PEMATANGSIANTAR, KOMPAS.com — Pada usianya yang masih sangat muda, kehidupan R (13) tidak pernah lepas dari penderitaan. Bukan saja menjadi korban penganiayaan, siswa kelas VI SD di Tanah Jawa, Kabupaten Sumalungun, Sumatera Utara, itu juga menjadi korban pemerkosaan orang-orang terdekatnya.

Dengan didampingi kepala sekolah dan guru olahraganya, bocah laki-laki itu menceritakan kisah getir kehidupannya itu di Kantor Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar. Wajahnya tertunduk, matanya berlinang air mata.

Ia menuturkan, perlakuan kasar itu ia alami setelah ibu kandungnya meninggal di Kota Pekanbaru, Riau. Setelah itu, ia dan ayahnya pindah ke Balige, Sumatera Utara. Di sana, ayah R menikah lagi.

"Saya terus dipukuli sama ibu tiri saya ini," kata R seperti dikutip Tribun Medan, Senin (10/10/2016)

R kemudian diasuh oleh keluarga lain dan dianggap seperti anak. Namun, lagi-lagi ia sering mengalami penganiayaan oleh ibu angkatnya.

Ia kemudian dipindahasuhkan di Pematangsiantar. Di sana pun ia tidak mendapat kasih sayang dari keluarga yang mengasuhnya. Bahkan, R mengaku lima kali diperkosa oleh orangtua asuhnya saat di Kota Pematangsiantar sejak 2013.

"Pertama kali di ruang tamu. Kedua, di kamar belakang. Ketiga, di kandang babi. Keempat dan kelima kalinya di sawah," ujarnya.

Korban menceritakan apa yang dialaminya kepada teman-teman sekolahnya. Cerita itu menyebar hingga ke guru sekolah. Seorang guru berinisial SR kemudian melaporkannya ke Polres Pematangsiantar. Menurut R, pemerkosanya saat itu sudah dipenjara.

R kemudian pindah sekolah di Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, dan mulai saat itu juga (R) tinggal di rumah SR. Selama tiga tahun tinggal di sana, lagi-lagi R mendapat perlakuan kasar dari gurunya tersebut.

"Sejak naik kelas IV, aku sudah pindah. Tiap hari aku harus ke sawah, harus membersihkan rumah dan mencuci. Setiap kali aku salah, aku akan dipukul sama ibu itu," ujarnya.

R menuturkan, ia pernah dipukul dengan sapu dan selang di kamar mandi. Ia juga mengaku pernah ditendang saat di sawah. Kepalanya pun pernah dipukul dengan kayu.

Sejak September lalu, korban pindah ke rumah guru olahraganya karena telinganya mengeluarkan darah akibat dipukul oleh SR.

"Inilah kepalaku dipukul, berdarah waktu itu. Tahu guru olahragaku, terus melapor kami ke polisi dibawa bapak itu. Sekarang aku sudah tinggal sama pak guru olahraga," kata dia.

Kini di kepala R masih terdapat luka yang belum kering. Telinganya pun masih luka akibat dianiaya. (Royandi Hutasoit/Tribun Medan)

Artikel ini telah tayang di Tribun Medan dengan judul "Kisah Pilu Bocah SD: Sejak Ibu Meninggal Ia Dianiaya hingga Diperkosa di Kandang Babi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com