Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pontianak Gandeng China Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

Kompas.com - 30/09/2016, 09:10 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menjalin kerja sama dengan Shanghai Electric Group Co Ltd dan Zhong Sheng Hua Tai International Energy Co Ltd untuk pengelolaan sampah menjadi energi listrik.

Kerja sama tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mewakili Pemkot Pontianak dan Zhi Qiang Gu dari Shanghai Electric yang berkedudukan di China.

Dalam nota kesepahaman itu disebutkan rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTS) yang terletak di tempat pembuangan akhir (TPA) Batulayang.

“Setelah penandatanganan MoU ini, kita akan melakukan pembicaraan lebih detail dan pekerjaan lebih detail berupa feasibility study (FS) serta kelayakan untuk program pembangunan PLTS tersebut,” ujar Edi, Kamis (29/9/2016).

Kerja sama ini, lanjutnya, berawal dari kajian-kajian teknis maupun nonteknis yang dilakukan beberapa waktu silam. Inti dari kesepakatan ini diharapkan pengelolaan sampah di Kota Pontianak akan semakin baik. Bila hal ini terwujud, ia optimistis persoalan sampah bisa tuntas dan Pontianak akan mendapat suplai daya listrik sekitar 8 sampai 10 Megawatt (Mw).

“Selain Pontianak bersih, kita juga akan mendapatkan daya listrik sekitar 8 – 10 Mw,” ungkapnya.

Meskipun ketersediaan daya listrik tersebut belum bisa menutupi kebutuhan masyarakat Kota Pontianak, dirinya menilai daya listrik ini paling tidak sebagai sumbangsih untuk pasokan daya listrik bagi masyarakat.

Edi berharap, melalui kerja sama ini, Kota Pontianak lebih bersih dalam pengelolaan sampah. Apalagi, kondisi topografi di TPA Batulayang cukup sulit jika diterapkan sanitary landfill karena lahannya gambut.

“Dengan sampah diolah menjadi energi listrik, ini akan lebih efektif dan bermanfaat,” jelasnya.

Tidak hanya itu, bila proyek kerja sama ini berhasil, TPA akan menjadi salah satu destinasi unggulan karena dikelola menjadi PLTS sebagai pusat edukasi yang ramah lingkungan.

Untuk jenis sampah yang diolah untuk menjadi sumber energi listrik, Edi menyebut, bisa berasal dari berbagai jenis. Meskipun untuk menghasilkan sumber daya listrik sebesar itu membutuhkan 1.000 ton, sementara rata-rata produksi sampah di Kota Pontianak sekitar 350 ton per hari, pihaknya optimistis hal itu bisa diupayakan.

Kekurangan-kekurangan sampah ini akan ditambah dari sampah hasil olahan sawit dan lainnya.

Presiden Shanghai Electric, Zhi Qiang Gu, menyatakan, proyek ini akan ditangani Shanghai Electric secara keseluruhan, mulai dari desain hingga pelaksanaan di lapangan. Perusahaan yang dipimpinnya ini merupakan perusahaan di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang membantu mencarikan solusi bagaimana pengelolaan sampah menjadi energi.

"Proyek ini merupakan investasi bersama antara pemkot dengan perusahaan sehingga dalam pengelolaannya dilakukan secara bersama-sama, demikian pula pembagian keuntungannya," ujar Zhi.

Sebelumnya pihaknya melalui perwakilan perusahaan yang berkedudukan di Indonesia telah melakukan survei di Pontianak dalam jangka waktu yang sudah lama.

"Hasil survei menyatakan bahwa Kota Pontianak layak untuk dibangun PLTS," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com