Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minat Siswa di Sektor Perkebunan Tinggi, tetapi Sekolah Hanya Ajarkan Teori

Kompas.com - 13/09/2016, 16:31 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

BAWEN, KOMPAS.com - Minat generasi muda pada sektor perkebunan di Indonesia dinilai menunjukkan tren meningkat. Namun sayangnya belum didukung sistem pembelajaran yang lebih aplikatif pada sejumlah Sekolah Menangah Kejuruan (SMK) yang diharapan melahirkan tenaga perkebunan yang andal.

Hal itu mengemuka dalam program BUMN Mengajar yang diselenggarakan PT Perkebunan Nusantara (PTPN IX) Kebun Ngobo di SMKN 1 Bawen, Kabupaten Semarang, Selasa (13/9/2016) siang.

Administratur PTPN IX Kebun Ngobo, Pudji Lestari, yang tampil sebagai narasumber mengakui, minat generasi muda pada sektor usaha perkebunan sebenarnya tinggi.

Namun, sejumlah SMK yang notabene mempunyai jurusan perkebunan maupun pertanian menghadapi kendala terbatasnya sarana dan prasarana.

"Memang sangat penting dilakukan pelatihan atau pemberian wacana mengenai perkembangan perkebunan saat ini. Kami sudah komitmen untuk membantu, silakan kebun kami digunakan untuk praktik," kata Pudji.

Hal senada juga disampaikan oleh Alvian (18), siswa kelas XII jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan (ATP).

"Sekolah itu jangan kebanyakan teori, kalau bisa banyak praktiknya. Langsung ambil pacul (cangkul), kalau salah langsung dikoreksi. Anak sekarang kalau kebanyakan teori bikin ngantuk," katanya.

Siswa lainnya, Enggar, mengaku mendapatkan wawasan baru mengenai seluk beluk tanaman perkebunan, mulai dari pemuliaan hingga dari sisi bisnisnya.

Dia berharap, makin banyak perusahaan dari sektor perkebunan yang mengulurkan tangan kepada siswa SMK agar lebih terbuka wawasannya mengenai sektor usaha perkebunan ini.

"Acara ini agar sering-sering saja diadakan, agar anak-anak muda lebih kenal tanaman perkebunan, menambah wawasan dan bisa memotivasi kita lebih mencitai tanaman," ujar Enggar.

Selama hampir satu jam, Pudji yang membawakan tema "Etos Kerja Untuk Meraih Sukses" ini berbicara panjang lebar mengenai berbagai hal seputar pengetahuan disektor usaha perkebunan.

Pudji mengenalkan berbagai macam tanaman perkebuna yang menjadi komoditas unggulan PTPN. Dia juga menyampaikan peluang, hambatan, tantangan sekaligus solusi terhadap permasalahan sektor usaha perkebunan di tengah persaingan global.

Dia berharap, melalui program BUMN Mengajar ini, para siswa termotivasi untuk serius menekuni sektor usaha yang sebenarnya cukup menjanjikan ini.

"Bahwa Indonesia memang perlu perhatian dari anak-anak muda sebagai generasi penerus. Karena sampai saat ini masih dibutuhkan tenaga muda, khususnya dalam pengembangan perkebunan di luar Jawa sangat diperlukan," imbuhnya.

Salah seorang pengajar di SMKN 1 Bawen, Nanik Sundari juga mengakui bahwa program BUMN Mengajar ini merupakan kesempatan yang langka karena para siswa dapat mengetahui secara langsung prospek usaha sektor perkebunan ini dari perusahaan yang berkompeten.

"Para siswa akan semakin terbuka wawasannya mengenai isu perkebunan yang update," kata Nanik.

Kegiatan BUMN Mengajar oleh PTPN IX Kebun Ngobo ini disambut antusias oleh sekitar 196 siswa SMKN 1 Bawen jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan (ATP). Banyak pertanyaan yang diajukan oleh para siswa, di antaranya mengenai jenis dan perbedaan sejumlah varietas kopi, pemuliaan tanaman karet, hingga pertanyaan seputar pasar karet Indonesia dalam kancah global.

Dalam kesempatan tersebut, PTPN IX Kebun Ngobo juga memberikan bantuan satu unit traktor tangan kepada Kepala SMKN 1 Bawen, Jumeri, untuk menambah alat pertanian. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com