Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Usaha Bertani, Brigpol Sukmawadi Bantu Sekolahkan Anak Tak Mampu

Kompas.com - 12/09/2016, 07:40 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

LARANTUKA, KOMPAS.com - Dari mengembangkan usaha di bidang pertanian di Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Brigadir Polisi (Brigpol) Sukmawadi bisa membantu menyekolahkan dua anak tak mampu, salah satu di antaranya adalah yatim piatu asal wilayah setempat.

“Penghasilan saya di luar gaji saya sebagai polisi ini yang pertama memang saya ada biayai sekolah dua anak yang ikut kerja dengan saya, yakni Fidelis (18) dan Yohanes Ola (16). Keduanya putus sekolah, kemudian saya panggil mereka dan sekolahkan mereka. Yang satu kelas III dan satunya kelas I SMA. Biaya sekolah mereka saya ambil dari hasil bertani ini,” ungkap anggota Kepolisian Sektor Adonara Timur itu, Minggu (11/9/2016).

Selain membantu menyekolahkan dua anak itu, Sukmawadi juga bisa membangun sebuah rumah permanen berukuran 14x11 di kampung halamannya di Kelurahan Praya, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Untuk membangun rumah di Flores Timur saya belum bisa buat karena saya berpikir suatu saat saya akan kembali ke kampung, karena mengingat saya adalah juga tulang punggung keluarga. Mungkin itu adalah alasan saya untuk tidak membeli tanah dan membangun rumah di sini. Saya tiap hari tinggal bersama istri dan dua orang anak saya di asrama polisi,” tuturnya.

Sukmawadi yang memang sudah menguasai ilmu bertani sejak masih duduk di bangku kelas I SMA mengaku, tidak ingin merasakan sendiri keuntungan mengelolah pertanian sehingga dia akhirnya membagi ilmunya dengan membentuk empat kelompok tani di dua kecamatan. yakni Adonara Timur dan Ileboleng.

“Jadi harapan saya bukan hanya polisi, tetapi semua yang memiliki potensi atau kemampuan di bidang pertanian, harus kita kembangkan ilmu kita kepada petani agar kita bisa mencapai swasembada. Untuk rekan-rekan polisi juga, jadi bukan hanya di bidang pertanian tapi manfaatkan potensi yang ada dalam diri agar bisa mewujudkan polisi yang dicintai masyarakat,” harapnya.

“Polisi juga jangan hanya dikenal karena memiliki satu produk yakni hukum saja.Kita ibaratkan polisi ini adalah satu perusahaan yang memiliki banyak produk dalam hal yang positif, sehingga banyak dicintai masyarakat,” lanjutnya.

Dia mengimbau warga agar selalu mengolah dan memanfaatkan lahan yang kosong dan menganggur dengan menanam tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga warga khususnya petani bisa memiliki penghasilan yang tinggi.

“Malulah mengaku petani kalau tidak tahu menanam. Kita punya lahan terlalu luas dan menganggur. Uang itu ada di tanah kita. Uang itu ada di depan kita, kalau kita mau memanfaatkan itu. Mungkin anggapan selama ini bahwa petani adalah pekerjaan yang paling rendah dari semua pekerjaan yang ada. Kebanyakan di daerah kita karena tidak memiliki pekerjaan maka disebut petani. Bukan itu sebenarnya karena petani itu sebenarnya memiliki penghasilan yang bagus kalau bisa baca peluang dan juga mau bertani dengan baik dan benar,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com