Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13.968 Warga Kota Gunungsitoli Terancam Tak Punya KTP

Kompas.com - 30/08/2016, 11:23 WIB
Hendrik Yanto Halawa

Penulis

GUNUNGSITOLI, KOMPAS.com – Puluhan ribu penduduk Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara, terancam kehilangan keabsahan identitasnya jika tidak melakukan perekaman data ulang di kantor kependudukan setempat.

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Gunungsitoli Ya’aro Harefa mengatakan, perekaman ulang data kependudukan ini diperlukan untuk membuat kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el).

KTP-el dengan nomor induk kependudukan ini penting untuk proses pengurusan jaminan sosial kesehatan dan ketenagakerjaan, membuat surat izin mengemudi, pelayanan perbankan, hingga pendaftaran kartu perdana telekomunikasi.

"Jadi kalau diestimasi, sebanyak 13.968 warga Kota Gunungsitoli masih belum melakukan perekaman datanya di Disdukcapil maupun di Kantor Kecamatan masing-masing," kata Ya'aro, Selasa (30/8/2016), di kantornya.

Ia menyebutkan, Kementerian Dalam Negeri telah menentukan batas waktu perekaman data kependudukan hingga 30 September 2016.

Saat ini, hingga pada semester pertama 2016, Disdukcapil Kota Gunungsitoli mencatat jumlah penduduk sebanyak 138.250 Jiwa. Jumlah warga yang wajib memiliki KTP sebanyak 92.151 jiwa. Adapun warga Kota Gunungsitoli yang sudah melakukan perekaman data di kantor dinas maupun kecamatan baru 78.183 jiwa.

Ya'aro meminta kepada warga Kota Gunungsitoli yang belum melakukan perekaman data untuk sesegera mungkin melakukan perekaman di Kantor Dukcapil Kota Gunungsitoli maupun kantor kecamatan masing-masing.

Disdukcapil juga berupaya mengejar target percepatan itu dengan cara jemput bola mendatangi sejumlah permukiman padat penduduk dan sekolah-sekolah.

Salah satu kendala perekaman data ini adalah pemadaman listrik yang sering terjadi di wilayah tersebut. Kendala lainnya adalah warga telanjur pergi bekerja di daratan Pulau Sumatera dan tidak dapat diketahui kapan akan kembali.

"Saat merekam mati lampu, terpaksa diulang kembali dengan mengecek apakah data sudah tersimpan lengkap atau masih belum dan jika belum akan di ulang kembali. Pemadaman itu juga membuat sejumlah alat yang kami miliki rusak. Kenapa rusak, saat digunakan dalam keadaan hidup," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com