Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayahnya Hindari Perkelahian, Kepala Anak Balita Membentur "Dashboard" Mobil

Kompas.com - 19/08/2016, 07:26 WIB

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Malang dialami oleh bayi berusia tiga bulan, anak dari pasangan Jerly (20) dan HN (29), warga Kelurahan Malalayang Dua, Kecamatan Malalayang, Manado, Sulawesi Utara.

Akibat orangtuanya menghindari perkelahian, kepala balita tersebut terbentur dashboard mobil.

Kejadian berawal saat Jerly menemani suaminya, HN yang sehari-harinya bekerja sebagai sopir angkutan kota (angkot) jurusan Malalayang-Pasar 45.

Saat berada di pusat kota 45, tiba-tiba datang Vijay (19), warga Lolak, Bolaang Mongondow, yang langsung memukul HN. HN yang sedang menyetir kaget mendapat pukulan tiba-tiba.

Dia pun refleks langsung menginjak rem sehingga mengakibatkan bagian bawah mata sebelah kanan istrinya, yang duduk disamping membentur dashboard mobil. Tak hanya itu, anaknya juga ikut terbentur di bagian atas kepala sebelah kanan.

"Suami saya langsung mengerem mendadak, karena sudah dipukuli oleh pelaku, sementara dalam mobil ada lima orang penumpang," ujar Jerly saat melapor ke SPKT Polresta Manado, Kamis (18/8/2016).

Korban langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Manado, sedangkan pelaku diamankan oleh polisi.

Pelaku saat dimintai keterangan mengaku bahwa dia memukul korban karena dendam lama. Pelaku yang juga merupakan sopir angkot pernah terlibat masalah dengan korban sebulan yang lalu.

Pelaku mengatakan, waktu itu angkot yang dikendarainya hampir bersenggolan dengan angkot korban. Pelaku pun menegur korban, namun korban malah berbalik memarahinya. Pelakupun emosi dan menantang korban untuk berkelahi.

"Saat balik antar penumpang dari terminal Malalayang, saya dihadang oleh pelaku bersama teman-temannya di jalan Sea, namun tidak terjadi perkelahian karena ada yang melerai," jelas pelaku.

Kasubag Humas Polresta Manado AKP Agus Marsidi membenarkan adanya laporan dugaan penganiayaan tersebut.

"Pelaku sudah kami tahan dan sedang dimintai keterangan terkait modus pemukulan tersebut," pungkas Marsidi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com