Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mesakh Amin, Pembawa Cahaya di Dusun Kuningan yang Terpencil

Kompas.com - 15/08/2016, 08:29 WIB
Emanuel Edi Saputra

Penulis

KOMPAS.com - Kuningan merupakan dusun terpencil di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, yang nyaris tak tersentuh pembangunan.

Dusun itu gelap gulita akibat tak menerima layanan listrik. Mesakh Amen (54), seorang rohaniwan di Pontianak, turun tangan membantu warga membangun pembangkit listrik tenaga air.

Dusun Kuningan terletak sekitar 70 kilometer dari kota Ngabang, ibu kota Kabupaten Landak. Daerah itu terisolasi. Jalan menuju dusun rusak parah dengan kubangan lumpur sejauh sekitar 50 kilometer.

Untuk menyeberang dari satu kampung ke kampung lain yang dipisahkan sungai, warga menggunakan rakit dari bambu. Tidak ada jembatan.

Penderitaan warga makin lengkap karena layanan listrik belum masuk ke desa itu. Saat malam, dusun dibekap oleh gelap. Warga hanya bisa berada di rumah menunggu pagi.

Kondisi seperti itulah yang dilihat Mesakh pada tahun 1995 ketika dirinya pertama kali datang ke dusun tersebut untuk kegiatan rohani. Ia prihatin. Namun, ia belum bisa berbuat apa-apa.

Ia hanya berpikir air terjun setinggi 12 meter yang ada di tengah dusun sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik berdaya 10.000 watt.

"Saya berkata kepada orang-orang kampung, air terjun ini bisa menjadi listrik yang menerangi kampung. Warga heran, bagaimana air bisa dijadikan listrik," ujar Mesakh saat ditemui di Dusun Kuningan, Sabtu (18/6/2016).

Tidak lama berada di dusun itu, Mesakh kembali ke Pontianak. Ternyata, saat Mesakh pergi, warga dusun tersebut memikirkan secara serius soal kemungkinan air terjun itu bisa dijadikan listrik.

Mereka menggelar rapat membahas gagasan itu karena mereka ingin sekali mendapatkan listrik seperti warga Indonesia di pulau lain.

Empat tahun kemudian, tepatnya 1999, Mesakh kembali ke dusun tersebut, juga untuk kegiatan pembinaan rohani. Kepada Mesakh, warga menyampaikan keinginannya untuk memiliki listrik mandiri. Melihat keseriusan warga, Mesakh pun merespons secara serius.

Menyiapkan SDM

Pada 2010, Mesakh yang belajar mengenai mesin saat bersekolah di Sekolah Teknik Menengah Negeri 1, Pontianak, memutuskan datang lagi ke Dusun Kuningan. Ia mengajukan beberapa syarat kepada warga untuk mewujudkan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di dusun itu.

"Saya minta mereka bergotong royong. Kemudian, harus ada yang mau belajar mengenai listrik dan elektronika agar mereka bisa merawat PLTA saat sudah dibangun," tuturnya.

Ada tiga orang dari dusun itu yang datang ke Pontianak untuk mempelajari dasar-dasar pemeliharaan mesin. "Saya dengan sabar mendidik mereka selama dua minggu karena mereka hanya tamat SD," kata Mesakh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com