Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Gubuk di Belakang Kantor DPD Golkar, Dedi Mulyadi Marah

Kompas.com - 04/08/2016, 13:59 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi meluapkan kekesalannya kepada pengurus DPD Golkar Jabar. Emosinya meninggi saat ia mengetahui ada warga miskin yang tinggal di dalam gubuk berisi rongsokan di belakang kantornya.

Nanda Syariah (63), penghuni gubuk tersebut menjalani keseharian sebagai pengumpul barang bekas. Dia mengaku terpaksa tinggal di lahan milik DPD Golkar karena tidak memiliki biaya untuk mengontrak apalagi membeli rumah.

"Saya tidak punya uang Pak, makanya saya dan keluarga tinggal di sini sejak tahun 1969,” ungkap Nanda kepada Dedi, Kamis.

Spontan, Dedi pun memberikan bantuan uang kepada Nanda agar dapat mengontrak rumah yang lebih layak untuk ditinggali. Setelah mendapatkan uang, Nanda berjanji untuk segera meninggalkan gubuk yang sudah ditinggalinya selama 40 tahun tersebut.

"Terima kasih Kang Dedi, selama tinggal di sini saya belum pernah menerima bantuan dari provinsi ataupun dari Pemkot Bandung. Saya bersyukur sekali, jumlah sebanyak ini tidak mungkin dapat saya kumpulkan dari usaha memungut rongsokan,” ucapnya.

Sementara itu, Dedi mengaku kesal dan geram dengan sikap anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dan Kota Bandung yang tidak peka terhadap lingkungan sekitar kantor mereka. Sikap abai dan cenderung tidak peduli dari mereka tersebut mengakibatkan Nanda tidak pernah mendapatkan bantuan dari pihak manapun.

"Masa tidak tahu ada warga yang tinggal di gubuk tepat di belakang kantor partai kita. Seharusnya mereka peka dan mau membantu. Jangan sampai dalam rapat-rapat di DPRD berteriak untuk rakyat tetapi pada praktiknya nol besar,” tandasnya.

Nanda yang salah satu anaknya bekerja sebagai petugas Satpol PP di Pemerintah Kota Bandung pun langsung mengemasi barang-barangnya dan segera meninggalkan gubuk tersebut untuk mengontrak rumah yang masih terletak di sekitaran Jalan Maskumambang.

Ia mengaku tidak mau terlalu jauh mencari rumah kontrakan karena pekerjaannya sehari-hari yang mengandalkan barang rongsokan berada di sekitaran jalan tersebut.

"Pindahnya mau deket-deket sini saja Pak. Barang rongsokan di sekitaran sini lumayan banyak,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com