Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tol Ancam Industri Hotel Cirebon

Kompas.com - 19/07/2016, 11:25 WIB

CIREBON, KOMPAS — Pengoperasian Tol Pejagan-Brebes Timur dinilai mengancam industri hotel di Kota Cirebon, Jawa Barat.

Sejak tol yang terhubung dengan Tol Palimanan-Kanci di Cirebon dioperasikan pada arus mudik dan balik Lebaran tahun ini, tingkat hunian hotel di Kota Cirebon menurun dibandingkan dengan tahun lalu.

"Tingkat hunian hotel yang padat pada libur Lebaran sekarang hanya empat hari. Padahal, tahun lalu bisa lebih dari sepekan," ujar Imam Reza Hakiki, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Cirebon, Sabtu (16/7/2016), di Cirebon.

Meski arus mudik Lebaran lebih lama, yakni sejak Jumat (1/7) atau lima hari sebelum Lebaran, menurut Imam, tingkat hunian hotel rata-rata di bawah 50 persen. Bahkan, tingkat hunian hotel secara penuh baru terjadi pada satu hari setelah Lebaran (H+1). Keramaian tersebut berlangsung hingga H+3 Lebaran.

"Tahun lalu, saat arus mudik sebelum Lebaran, rata-rata tingkat hunian hotel mencapai 80 persen," lanjut Imam.

Ia menilai, menurunnya tingkat hunian merupakan dampak beroperasinya Tol Pejagan-Brebes Timur. Apalagi, integrasi pembayaran tol dari Jakarta hingga Brebes, yang hanya dilakukan di Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama, Bekasi, Palimanan, Cirebon, dan Brebes Timur, membuat pengendara dapat terus memacu kendaraan mereka hingga tujuan.

Sebelumnya, terdapat tujuh gerbang tol tempat transaksi pembayaran tol. Dalam keadaan normal, saat ini Jakarta-Brebes bisa ditempuh dalam waktu empat jam.

Hal itu, menurut Imam, membuat pengendara atau pemudik memilih melanjutkan perjalanan dan beristirahat di wilayah Brebes atau Tegal. Padahal, pada tahun-tahun sebelumnya, Cirebon menjadi tempat singgah untuk istirahat bagi pemudik. Ia juga menilai, pemudik tahun ini antusias ingin melintasi GT Brebes Timur yang pada arus mudik tahun ini menjadi titik kemacetan parah.

Trans-Jawa

Pengusaha industri hotel juga khawatir jika Tol Trans-Jawa, terutama ruas Brebes Timur hingga Semarang yang menurut rencana selesai pada 2018, dioperasikan.

Namun, Imam mengakui, tol Trans-Jawa lebih bermanfaat untuk publik karena mempercepat arus barang dan jasa. "Sekarang, tergantung Pemerintah Kota Cirebon apakah dapat membuat masyarakat singgah dan tidak hanya melintas. Kami selaku pelaku usaha siap melayani," ujarnya.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon Abdul Majid juga menilai, tahun ini tingkat hunian hotel tidak selama tahun-tahun sebelumnya. "Sebelumnya, hunian hotel bisa padat selama dua pekan. Sekarang tidak sampai sepekan. Kami segera mengkaji ini," ujar Majid.

Saat ini ada sekitar 60 hotel di Kota Cirebon yang luasnya 37 kilometer persegi. (IKI)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 18 Juli 2016, di halaman 22 dengan judul "Tol Ancam Industri Hotel Cirebon".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com