Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati: Tak Ada Lagi Warga yang BAB Sembarangan 5 Tahun ke Depan

Kompas.com - 24/06/2016, 17:32 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Bupati Semarang Mundjirin menargetkan sudah tidak ada lagi warganya yang buang air besar (BAB) sembarangan dalam lima tahun ke depan kendati upaya untuk mengubah perilaku tersebut sangat sulit.

Rencana pembangunan jangan menengah daerah (RPJMD) Kabupaten Semarang tahun 2016-2012, kata Mundjirin, di dalamnya juga juga mencakup program mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) termasuk jamban keluarga, rumah sehat, saluran bersih dan ketersediaan air bersih.

"Kami ingin targetkan dalam waktu lima tahun ke depan kita sudah open defecation free (ODF). Programnya setiap tahun ada jambanisasi, tidak hanya dari Dinkes tetapi bersama-sama dengan dinas lain termasuk penyediaan air bersihnya," kata Mundjirin, Jumat (24/6/2016).

Penyediaan air bersih bagi masyarakat, lanjut Mundjirin, menjadi bagian penting dari upaya menekan tingginya angka BAB sembarangan ini. Pasalnya, mustahil program jambanisasi berhasil tanpa didukung ketersediaan air.

"Kalau ada jamban tetapi tidak ada airnya trus bagaimana? kan juga percuma," ungkapnya.

Selain sarana jamban dan ketersediaan air bersih, kata Bupati, yang utama adalah masalah perilakunya. Masyarakat yang sudah terbiasa BAB sembarangan harus diubah.

"Untuk mengubah perilaku tidak gampang sehingga kami tidak ada target. Yang penting dalam waktu lima tahun ke depan tidak ada lagi warga BAB sembarangan," katanya.

Bupati yang juga seorang dokter ini mengakui kesulitan mencapai target pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) untuk menjamin kehidupan yang sehat.

"Jujur, MDGs saja tidak tercapai apalagi SDGs (sustainable development goals). Salah satu kendalanya ya perilaku tadi," tandasnya.

(Baca juga: 124.000 Warga Kabupaten Semarang Masih Buang Tinja Sembarangan)

DIa menambahkan, target MDGs maupun SDGs akan dapat diwujudkan dengan dukungan semua pihak. Dirinya telah meminta para kades dengan mengunakan dana desa untuk membuat program kegiatan jambanisasi.

"Kalau tidak bisa satu rumah satu jamban ya komunal. Kita imbau pihak swasta terlibat, baru-baru ini IOF membangunkan jamban untuk beberapa rumah di Kalikurmo Kecamatan Bringin," ujarnya.

Sebelumnya dikabarkan, sebanyak 124.212 jiwa atau sekitar 13 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Semarang hingga saat ini masih buang tinja di sembarang tempat. Mereka sebagian besar masih melakukan praktik buang air besar (BAB) sembarangan seperti di sungai, kebun atau pekarangan.

"Hingga tahun 2016, baru sekitar 87.14 persen warga yang punya akses ke jamban. Sisanya BABS (buang air besar sembarangan) karena tidak punya akses," ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Semarang, Gunadi, Minggu (19/6/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com