Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Magelang Punya Lima Gunung yang Bisa 'Dijual' ke Dunia"

Kompas.com - 23/06/2016, 14:57 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Magelang merupakan daerah dengan potensi yang alam yang luar biasa karena dikelilingi lima gunung, yakni gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, Sindoro dan Andong.

Ketua Dewan Riset Nasional (DRN), Bambang Setyadi, mengatakan, potensi ini bisa menjadi "modal" Magelang untuk lebih mendunia dari sektor pariwisata, pendidikan dan sektor lainnya.

"Masyarakat dunia maupun Indonesia sendiri sangat menyukai keindahan gunung, potensi ini yang harus dijual," kata Bambang dalam Workshop Sosialisasi Agenda Riset Nasional dan Penguatan Peran Dewan Riset Daerah, di Hotel Atria, Kota Magelang, Jawa Tengah, Kamis (23/6/2016).

Menurut Bambang, gunung di Magelang memiliki karakteristik yang unik dibanding dengan gunung-gunung di dunia. Dia menyebut gunung di luar negeri hanya "menang" pada suhu yang dingin saja. Begitu juga daerah lain di Indonesia yang tidak memiliki gunung.

"Orang Kalimantan rindu naik gunung karena di daerahnya jarang menemukan gunung. Peluang ini yang harus bisa ditangkap," katanya.

Bambang berpandangan, beberapa perguruan tinggi yang ada di Kota Magelang sebaiknya fokus pada studi pengelolaan gunung. Sebab, gunung memiliki banyak sisi yang bisa dieksplorasi seperti lingkungan, air, tembakau dan sebagainya.

Lebih lanjut, Bambang mengatakan, Magelang juga sudah memiliki fasilitas seperti hotel bertaraf internasional untuk mendukung ide tersebut. Setiap hotel bisa membuat program wisata berkunjung ke gunung-gunung, seperti gunung Merapi yang merupakan gunung teraktif dunia nan indah.

"Tentu saja fasilitas pendukungnya juga harus diberi, seperti tempat istirahat yang berstandar, toilet yang bagus sehingga wisatawan Eropa yang menghindari dingin bisa datang ke sini," katanya.

Dalam waktu dekat, pihaknya akan minta pada Dewan Riset Daerah (DRD) di Jawa Tengah yang punya gunung untuk membuat konsorsium. Hasilnya kemudian disarankan ke bupati dan wali kota atau gubernur untuk membuat kebijakan bagaimana membuat gunung menjadi obyek wisata.

Kebijakan berbasis riset

Dalam workshop tersebut, Bambang juga memberikan sosialisasi terkait draf agenda riset nasional yang akan disampaikan ke Presiden Jokowi pada puncak hari Riset Nasional di Solo, Jawa Tengah, pada 9 Agustus 2016.

Pria asal Magelang ini menyebutkan, ada ratusan item agenda nasional yang dibagi dalam 8 konten, antara lain bidang pangan dan pertanian, energi, transportasi, teknologi, informasi dan komunikasi, pertahanan keamanan, kesehatan dan obat, material maju dan sosial humaniora.

"Hasil DRN bisa menjadi bahan pertimbangan para pimpinan untuk membuat kebijakan berbasis riset. Walapun tidak harus dilaksanakan, tapi akan lebih baik jika kebijakan pemerintahan didasari hasil riset terlebih dahulu," katanya.

Hanya saja, kata Bambang, sejauh ini pemerintah belum memberikan anggaran lebih untuk kegiatan riset nasional, yaitu hanya 0,08 persen dari APBN. Angka ini jauh masih jauh dibanding Singapura yang sudah menganggarkan hingga 3 persen dan Malaysia 2 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com