Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ramadhan Belum Afdol kalau Belum Makan Jemunak"

Kompas.com - 17/06/2016, 14:48 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Rasanya yang legit makin sempurna dengan wangi aroma daun pisang. Makanan bernama jemunak ini yang selalu dinantikan warga muslim di Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, setiap Ramadhan tiba.

Jemunak terbuat dari parutan singkong, beras ketan, parutan kelapa, dan disiram dengan juruh (gula jawa cair). Seluruh bahan dibungkus menggunakan daun pisang lalu dikukus hingga matang.

Salah satu penjual jemunak, Mujilah (83), mengaku sudah membuat jemunak sejak puluhan tahun lalu. Resep kudapan ini diperoleh yang kerap disapa Mbah Mul itu secara turun-temurun oleh orangtuanya.

"Masak jemunak tetap pakai kayu bakar. Ini yang membuat aroma dan rasanya lebih enak," kata Mbah Mul, di sela membuat jemunak di rumahnya di Dusun Gatak Krajan, Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jumat (17/6/2016).

Konon, lanjut Mbah Mul, nama jemunak adalah kepanjangan dari "ngaji nemu penak" yang artinya setelah mengaji atau beribadah Ramadhan kemudian makan makanan enak.

"Dari saya kecil makanan ini sudah ada, kakek nenek saya yang membuatnya lalu turun-temurun, saya generasi ketiga," ujar Mbah Mul.

Sejak subuh, Mbah Mul dibantu anaknya sudah sibuk membuat jemunak untuk kemudian dijual di sekitar Gunung Pring. Setiap hari, dia mampu membuat sekitar 1.000 bungkus jemunak dengan harga Rp 1.000 - Rp 1.250 per bungkus.

Kasmirah (47), salah satu putri dari Mbah Mul, menambahkan dalam sehari ia bisa menghabiskan bahan singkong hingga 25 kilogram, ketan 7 kilogram, parutan kelapa 8 biji, gula jawa 6 kilogram.

Selain dibeli warga sekitar Muntilan, Kabupaten Magelang, makanan ini juga dibeli orang luar kota. Bahkan, utusan Kasultanan Yogyakarta juga pernah membeli ke Muntilan.

Esti (50), salah satu pembeli jemunak, mengaku hampir setiap Ramadhan membeli jemunak untuk penganan takjil berbuka puasa. Dia sangat menggemari makanan ini karena rasanya manis dan cocok untuk buka puasa.

"Belum afdol kalau Ramadhan belum makan jemunak," kata Esti, warga Muntilan.

Selain untuk dimakan sendiri, Esti juga sering membeli jemunak untuk buah tangan saudara maupun teman-temannya yang datang ke Muntilan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com