Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Bagikan Nomor Aduan kepada Pengurus Gereja

Kompas.com - 09/06/2016, 15:05 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Wali Kota Bandung Ridwan Kamil angkat suara soal beredarnya kabar adanya tindak pemerasan yang dilakukan salah satu organisasi kemasyarakatan (ormas) di Bandung kepada Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Bandung Timur.

"Saya sangat sedih mendengar cerita bahwa katanya ada praktik dari organisasi tertentu yang suka meminta duit secara paksa, memeras, atau istilah apa pun yang membuat gelisah," kata Ridwan seusai menggelar rapat bersama Forum Kerukunan Umat Beragama di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Kamis (9/6/2016).

Ridwan berpendapat, persoalan semacam itu bisa diminimalisasi jika masyarakat lebih proaktif untuk melaporkan segala bentuk tindakan yang meresahkan. Untuk itu, dia pun memberikan nomor aduan kepada para pengurus gereja agar Pemerintah Kota Bandung bisa segera mengambil tindakan.

"Kalau ada apa-apa lagi merasa ada sesuatu tidak nyaman, saya memberi nomor hotline. Jadi, Wali Kota Bandung memberikan nomor hotline khusus untuk isu-isu keagamaan di lapangan, jika terjadi hal-hal yang perlu dilaporkan dan dikonsultasikan yang sifatnya urgent," tuturnya.

Salah satu masalah yang kerap menuai konflik horizontal adalah soal pembangunan rumah ibadah. Ridwan mengatakan, Pemkot Bandung tak akan mempersulit permohonan mendirikan rumah ibadah jika berpijak sesuai aturan. Namun, dia mewanti-wanti agar pendirian tempat ibadah mendapat izin dari warga sekitar.

"Perizinan gereja diatur oleh peraturan SKB tiga menteri peraturan dari pusat. Jadi, asal diikuti prosedurnya, kami Pemkot akan membela yang prosedurnya benar. Hanya, kita harus menghindari kewilayahan jangan sampai warga sudah oke, tiba-tiba didatangi organisasi yang tidak tinggal di situ terus mempersulit proses," katanya.

"Saat kami kasih izin masih didemo, silakan tetapi jangan sampai anarkistis. Kalau proses penyampaian aspirasi mencederai hak warga, itu yang harus dilawan. Intinya, kita yang mayoritas harus melindungi minoritas, tugas minoritas adalah menghormati mayoritas," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com